Catatan Kotbah

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timotius 3:16)

Tuesday, March 27, 2007

Dibuang Oleh Tuhan?

Sepi dan sendiri. Kita akan merasa sepi dan sendiri jika kita tinggal dalam kesalahan dan dosa. Hati kita kosong dan hampa. Jika kita berdoa, seakan Tuhan membisu. Tuhan diam terhadap kita.

Periksalah apakah hari ini anda masih dapat berkomunikasi dengan Tuhan? Ataukah anda sudah tidak dapat lagi berdoa? Bagaimana dengan membaca Firman Tuhan? Adakah masih ada kerinduan? Rasakan hidup anda, pahitkah? Jika hidup ini seakan tidak ada artinya dan setiap hari kita bergumul dengan dosa.

Anda mungkin sudah bosan dengan kehampaan, hidup kosong, doa yang tawar dan seakan tidak pernah didengarkan oleh Tuhan. Dan karena itu maka anda memutuskan untuk berhenti berdoa dan mencari Tuhan lagi. Mungkin anda sudah malas seperti itu terus dan dalam kelemahan anda merasa tidak layak menghadapNya? Bodoh! Sungguh bodoh anda jika anda seperti itu. Anda sungguh bodoh jika menjahui Tuhan dan bermusuhan denganNya.

Ingatlah walau bagaimanapun kesalahan dan dosa anda, jikalau anda benar-benar menyesalinya dan bertobat, Tuhan tidak pernah membuang anda. TanganNya selalu terbuka. Asalkan anda benar-benar menyesalinya dan bertobat. Sebab Tuhan tidak akan membuang umatNya, dan milikNya sendiri tidak akan ditinggalkanNya (Maz 94:14) Jangan sia-siakan kesempatan ini. Kesempatan dapat habis, jangan menimbun murka Allah diatasmu, jika sudah sampai batasnya, hukuman akan dilakukan dengan adil dan tanpa belas kasihan. Tuhan sudah menegaskan dalam FirmanNya bahwa Dia sayang dengan umat milikNya, yaitu anda. Jika saja anda mau berusaha lebih lagi dalam mencari Tuhan… Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat. Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan maka Ia akan mengasihinya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya (Yesaya 55 : 6 - 7). Saat ini Tuhan telah memanggil anda melalui tulisan ini untuk memeluk anda. Jangan keras hati dalam dosamu, tinggalkan semua dan berbaliklah dari jalanmu yang salah. Tuhan menunggu kehadiranmu dalam baitNya.

Tetapi walau tangan Tuhan terbuka lebar dan hatiNya berdebar-debar merindukanmu, keputusan tetap ditangan anda, waktu menetukan segalanya. Firman Tuhan berbicara tentang waktu keputusan itu adalah hari ini, bukan besok, sebab besok bisa jadi kesempatan hilang. Ingat hari ini, jika Tuhan berbicara dan menegurmu, bertobatlah. Seperti yang tertulis dalam Ibrani 3:15, Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman. Anda dapat membaca juga ayat 13-19.

Memang jika kita masih tinggal dalam kesalahan dan dosa kita, Tuhan tidak dapat mendekati kita. Tuhan itu kudus dan ia tidak dapat bekerja sama dengan dosa. Hanya kita yang harus berusaha mendekat kepadaNya. Karena itu menyesalah dan rendahkan dirimu dihadapan Tuhan dengan membuang segala kesalahan dan dosamu maka Tuhan akan memperhatikanmu kembali. Dalam Yakobus 4 : 8 dikatakan, Mendekatlah pada Allah, dan Ia akan mendekat padamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang yang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati. Tuhan sendiri yang mengatakan dalam FirmanNya. Mendekatlah pada Allah… Dan kata-kata itu tidak ditujukan kepada orang yang kudus namun kepada orang yang telah jatuh dalam dosa. Tuhan ingin anda kembali kepadaNya. Tuhan ingin anda dekat denganNya. Jangan keraskan hatimu. Tangan Tuhan sedang terbuka bagi anda saat ini, hanya saja Tahirkanlah tanganmu dan sucikanlah hatimu.

Tuhan menyuruh dalam FirmanNya, mendekatlah… ini berarti kita yang harus terlebih dahulu mendekatiNya dengan membuang segala dosa kita. Ingat sifat Allah itu kudus, Dia tidak dapat berhubungan dengan orang berdosa. Ia tidak dapat mendekati orang yang penuh dengan dosa. Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. (Yesaya 59:2). Karena itu dalam kalimat berikutnya dikatakan tahirkanlah… sebab untuk mendekati Tuhan kita harus tahir dari segala dosa kita. Jangan tunda lagi, saat ini juga segeralah berdoa kepada Tuhan Yesus yang adalah Tuhan dan Penebus kita. Mintalah ampun atas setiap kesalahan dan dosa-dosa kita dan bertobatlah, jangan mengulangi lagi hal-hal yang dibenci oleh Allah. Bacalah I Yohanes 1:9.

Perhatikan apa yang dikatakan Daud dalam Mazmur 31:23, Aku menyangka dalam kebingunganku: Aku telah terbuang dari hadapan mataMu. Tetapi sesungguhnya Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepadaMu minta tolong. Tuhan itu baik, jauh lebih baik dari yang selama ini kamu duga. Jangan sia-siakan hidup kamu dalam kubangan dosa yang akan membawa kamu kepada kebinasaan kekal. Harapan penulis adalah saat ini juga anda memutuskan hal yang benar, yaitu bertobat dan mendekati Allah yang sudah lama tanganNya terulur hendak memelukmu.

God Is Good

Leonardi Setiono

Monday, March 26, 2007

Bagaimana Masa Depan

Sepi dan sendiri. Kita akan merasa sepi dan sendiri jika kita tinggal dalam kesalahan dan dosa. Hati kita kosong dan hampa. Jika kita berdoa, seakan Tuhan membisu. Tuhan diam terhadap kita.

Periksalah apakah hari ini anda masih dapat berkomunikasi dengan Tuhan? Ataukah anda sudah tidak dapat lagi berdoa? Bagaimana dengan membaca Firman Tuhan? Adakah masih ada kerinduan? Rasakan hidup anda, pahitkah? Jika hidup ini seakan tidak ada artinya dan setiap hari kita bergumul dengan dosa.

Anda mungkin sudah bosan dengan kehampaan, hidup kosong, doa yang tawar dan seakan tidak pernah didengarkan oleh Tuhan. Dan karena itu maka anda memutuskan untuk berhenti berdoa dan mencari Tuhan lagi. Mungkin anda sudah malas seperti itu terus dan dalam kelemahan anda merasa tidak layak menghadapNya? Bodoh! Sungguh bodoh anda jika anda seperti itu. Anda sungguh bodoh jika menjahui Tuhan dan bermusuhan denganNya.

Ingatlah walau bagaimanapun kesalahan dan dosa anda, jikalau anda benar-benar menyesalinya dan bertobat, Tuhan tidak pernah membuang anda. TanganNya selalu terbuka. Asalkan anda benar-benar menyesalinya dan bertobat. Sebab Tuhan tidak akan membuang umatNya, dan milikNya sendiri tidak akan ditinggalkanNya (Maz 94:14) Jangan sia-siakan kesempatan ini. Kesempatan dapat habis, jangan menimbun murka Allah diatasmu, jika sudah sampai batasnya, hukuman akan dilakukan dengan adil dan tanpa belas kasihan. Tuhan sudah menegaskan dalam FirmanNya bahwa Dia sayang dengan umat milikNya, yaitu anda. Jika saja anda mau berusaha lebih lagi dalam mencari Tuhan… Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat. Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan maka Ia akan mengasihinya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya (Yesaya 55 : 6 - 7). Saat ini Tuhan telah memanggil anda melalui tulisan ini untuk memeluk anda. Jangan keras hati dalam dosamu, tinggalkan semua dan berbaliklah dari jalanmu yang salah. Tuhan menunggu kehadiranmu dalam baitNya.

Tetapi walau tangan Tuhan terbuka lebar dan hatiNya berdebar-debar merindukanmu, keputusan tetap ditangan anda, waktu menetukan segalanya. Firman Tuhan berbicara tentang waktu keputusan itu adalah hari ini, bukan besok, sebab besok bisa jadi kesempatan hilang. Ingat hari ini, jika Tuhan berbicara dan menegurmu, bertobatlah. Seperti yang tertulis dalam Ibrani 3:15, Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman. Anda dapat membaca juga ayat 13-19.

Memang jika kita masih tinggal dalam kesalahan dan dosa kita, Tuhan tidak dapat mendekati kita. Tuhan itu kudus dan ia tidak dapat bekerja sama dengan dosa. Hanya kita yang harus berusaha mendekat kepadaNya. Karena itu menyesalah dan rendahkan dirimu dihadapan Tuhan dengan membuang segala kesalahan dan dosamu maka Tuhan akan memperhatikanmu kembali. Dalam Yakobus 4 : 8 dikatakan, Mendekatlah pada Allah, dan Ia akan mendekat padamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang yang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati. Tuhan sendiri yang mengatakan dalam FirmanNya. Mendekatlah pada Allah… Dan kata-kata itu tidak ditujukan kepada orang yang kudus namun kepada orang yang telah jatuh dalam dosa. Tuhan ingin anda kembali kepadaNya. Tuhan ingin anda dekat denganNya. Jangan keraskan hatimu. Tangan Tuhan sedang terbuka bagi anda saat ini, hanya saja Tahirkanlah tanganmu dan sucikanlah hatimu.

Tuhan menyuruh dalam FirmanNya, mendekatlah… ini berarti kita yang harus terlebih dahulu mendekatiNya dengan membuang segala dosa kita. Ingat sifat Allah itu kudus, Dia tidak dapat berhubungan dengan orang berdosa. Ia tidak dapat mendekati orang yang penuh dengan dosa. Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. (Yesaya 59:2). Karena itu dalam kalimat berikutnya dikatakan tahirkanlah… sebab untuk mendekati Tuhan kita harus tahir dari segala dosa kita. Jangan tunda lagi, saat ini juga segeralah berdoa kepada Tuhan Yesus yang adalah Tuhan dan Penebus kita. Mintalah ampun atas setiap kesalahan dan dosa-dosa kita dan bertobatlah, jangan mengulangi lagi hal-hal yang dibenci oleh Allah. Bacalah I Yohanes 1:9.

Perhatikan apa yang dikatakan Daud dalam Mazmur 31:23, Aku menyangka dalam kebingunganku: Aku telah terbuang dari hadapan mataMu. Tetapi sesungguhnya Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepadaMu minta tolong. Tuhan itu baik, jauh lebih baik dari yang selama ini kamu duga. Jangan sia-siakan hidup kamu dalam kubangan dosa yang akan membawa kamu kepada kebinasaan kekal. Harapan penulis adalah saat ini juga anda memutuskan hal yang benar, yaitu bertobat dan mendekati Allah yang sudah lama tanganNya terulur hendak memelukmu.

God Is Good

Leonardi Setiono
(Naskah yang aku tulis saat remaja)

Sunday, March 25, 2007

Doa Yang Terjawab

Sepi dan sendiri. Kita akan merasa sepi dan sendiri jika kita tinggal dalam kesalahan dan dosa. Hati kita kosong dan hampa. Jika kita berdoa, seakan Tuhan membisu. Tuhan diam terhadap kita.

Periksalah apakah hari ini anda masih dapat berkomunikasi dengan Tuhan? Ataukah anda sudah tidak dapat lagi berdoa? Bagaimana dengan membaca Firman Tuhan? Adakah masih ada kerinduan? Rasakan hidup anda, pahitkah? Jika hidup ini seakan tidak ada artinya dan setiap hari kita bergumul dengan dosa.

Anda mungkin sudah bosan dengan kehampaan, hidup kosong, doa yang tawar dan seakan tidak pernah didengarkan oleh Tuhan. Dan karena itu maka anda memutuskan untuk berhenti berdoa dan mencari Tuhan lagi. Mungkin anda sudah malas seperti itu terus dan dalam kelemahan anda merasa tidak layak menghadapNya? Bodoh! Sungguh bodoh anda jika anda seperti itu. Anda sungguh bodoh jika menjahui Tuhan dan bermusuhan denganNya.

Ingatlah walau bagaimanapun kesalahan dan dosa anda, jikalau anda benar-benar menyesalinya dan bertobat, Tuhan tidak pernah membuang anda. TanganNya selalu terbuka. Asalkan anda benar-benar menyesalinya dan bertobat. Sebab Tuhan tidak akan membuang umatNya, dan milikNya sendiri tidak akan ditinggalkanNya (Maz 94:14) Jangan sia-siakan kesempatan ini. Kesempatan dapat habis, jangan menimbun murka Allah diatasmu, jika sudah sampai batasnya, hukuman akan dilakukan dengan adil dan tanpa belas kasihan. Tuhan sudah menegaskan dalam FirmanNya bahwa Dia sayang dengan umat milikNya, yaitu anda. Jika saja anda mau berusaha lebih lagi dalam mencari Tuhan… Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat. Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan maka Ia akan mengasihinya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya (Yesaya 55 : 6 - 7). Saat ini Tuhan telah memanggil anda melalui tulisan ini untuk memeluk anda. Jangan keras hati dalam dosamu, tinggalkan semua dan berbaliklah dari jalanmu yang salah. Tuhan menunggu kehadiranmu dalam baitNya.

Tetapi walau tangan Tuhan terbuka lebar dan hatiNya berdebar-debar merindukanmu, keputusan tetap ditangan anda, waktu menetukan segalanya. Firman Tuhan berbicara tentang waktu keputusan itu adalah hari ini, bukan besok, sebab besok bisa jadi kesempatan hilang. Ingat hari ini, jika Tuhan berbicara dan menegurmu, bertobatlah. Seperti yang tertulis dalam Ibrani 3:15, Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman. Anda dapat membaca juga ayat 13-19.

Memang jika kita masih tinggal dalam kesalahan dan dosa kita, Tuhan tidak dapat mendekati kita. Tuhan itu kudus dan ia tidak dapat bekerja sama dengan dosa. Hanya kita yang harus berusaha mendekat kepadaNya. Karena itu menyesalah dan rendahkan dirimu dihadapan Tuhan dengan membuang segala kesalahan dan dosamu maka Tuhan akan memperhatikanmu kembali. Dalam Yakobus 4 : 8 dikatakan, Mendekatlah pada Allah, dan Ia akan mendekat padamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang yang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati. Tuhan sendiri yang mengatakan dalam FirmanNya. Mendekatlah pada Allah… Dan kata-kata itu tidak ditujukan kepada orang yang kudus namun kepada orang yang telah jatuh dalam dosa. Tuhan ingin anda kembali kepadaNya. Tuhan ingin anda dekat denganNya. Jangan keraskan hatimu. Tangan Tuhan sedang terbuka bagi anda saat ini, hanya saja Tahirkanlah tanganmu dan sucikanlah hatimu.

Tuhan menyuruh dalam FirmanNya, mendekatlah… ini berarti kita yang harus terlebih dahulu mendekatiNya dengan membuang segala dosa kita. Ingat sifat Allah itu kudus, Dia tidak dapat berhubungan dengan orang berdosa. Ia tidak dapat mendekati orang yang penuh dengan dosa. Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. (Yesaya 59:2). Karena itu dalam kalimat berikutnya dikatakan tahirkanlah… sebab untuk mendekati Tuhan kita harus tahir dari segala dosa kita. Jangan tunda lagi, saat ini juga segeralah berdoa kepada Tuhan Yesus yang adalah Tuhan dan Penebus kita. Mintalah ampun atas setiap kesalahan dan dosa-dosa kita dan bertobatlah, jangan mengulangi lagi hal-hal yang dibenci oleh Allah. Bacalah I Yohanes 1:9.

Perhatikan apa yang dikatakan Daud dalam Mazmur 31:23, Aku menyangka dalam kebingunganku: Aku telah terbuang dari hadapan mataMu. Tetapi sesungguhnya Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepadaMu minta tolong. Tuhan itu baik, jauh lebih baik dari yang selama ini kamu duga. Jangan sia-siakan hidup kamu dalam kubangan dosa yang akan membawa kamu kepada kebinasaan kekal. Harapan penulis adalah saat ini juga anda memutuskan hal yang benar, yaitu bertobat dan mendekati Allah yang sudah lama tanganNya terulur hendak memelukmu.

God Is Good

Leonardi Setiono

Saturday, March 24, 2007

Emosi dan Kemarahan

Sebagai seorang kristen yang mengaku bahwa Yesus itu adalah Tuhan dan Mesias, dan percaya oleh kematian dan kebangkitan-Nya kita memperoleh pengampunan atas semua dosa-dosa kita. Maka sudah selayaknya kita hidup menurut apa yang berkenan di hadapan-Nya. Sebab suatu keharusan kita menjaga agar hidup kita ini selalu benar dan berkenan baik dihadapan manusia, terutama dihadapan Allah pencipta semesta raya ini dan juga penebus kita.

Topik kali ini adalah tentang marah. Sering kali kita mudah marah dan emosi menghadapi sesuatu yang menjengkelkan kita. Apalagi kalau itu adalah sesuatu yang terus menerus terjadi dan hal itu mengusik ketenangan dan ego kita.

Sudah berapa kali kita marah dalam satu minggu ini. Sudah berapa banyak orang yang menjadi ‘korban’ kemarahan kita? Tentu kita tidak menghitung hal itu. Sebenarnya kita sekarang tidak bicara berapa kali kita marah, tetapi benarkah kita harus marah jika emosi dan kejengkelan kita memuncak? Apa yang dikatakan Tuhan dalam Firman-Nya tentang amarah manusia, mari kita baca didalam surat Yakobus 1:19-20, “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.”

Jelas apa yang ditulus oleh surat Yakobus diatas. Amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Alkitab mengatakan bahwa kemarahan manusia itu bukan suatu yang berkenan di hadapan Allah. Lalu setelah kita mengetahui hal itu. Apakah kita masih mau marah jika emosi kita memuncak?. Tidak lagi, itu harapan Tuhan kita Yesus Kristus.

Memang tidak semudah menulisnya, apalagi bagi mereka yang biasa marah. Satu hal yang perlu Anda ingat. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil (Anda dapat membacanya di surat Lukas 1:37). Jika Anda memutuskan untuk taat Firman Tuhan, maka kita tidak akan dibiarkannya melakukan itu dengan kekuatan kita yang terbatas sebagai manusia, tetapi Roh Kudus akan menolong kita. Roh Allah yang akan memberi kekuatan kepada kita untuk mentaatinya.

Musa adalah seorang hamba Tuhan yang dahulunya adalah seorang yang beringas dan pemarah. Bahkan karena emosi Musa sampai membunuh orang (Keluaran 2:11-12) namun setalah ia mau taat dan bersedia diolah dan hidup berkenan di hadapan Tuhan, Musa menjadi seorang yang sangat lembut hatinya di seluruh muka bumi ini. Kata-kata ini ditulis didalam Firman Tuhan sebagai kebenaran (Bilangan 12:3). Kita mungkin marah tetapi tidak sampai membunuh orang. Namun demikian perbuatan kita masih tidak benar dihadap Allah. Berhentilah untuk marah dan bersedialah untuk diolah Tuhan. Maukah kita mentaati Firman-Nya? Amarah manusia itu tidak mengerkanan kebenaran dihadap Allah. Jadilah seperti Musa yang oleh kemauannya dan dengan kuasa Roh Kudus diubahkan oleh taat akan Firman Tuhan.

Mengapa amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran dihadapan Allah? Hanya marah saja koq? Jawabnya dapat kita temukan didalam surat Mazmur 37:8-9, bunyinya sebagai berikut. “Berhentilah marah dan tinggalkan panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Sebab orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeri.” Semua orang yang marah akan terseret kedalam kejahatan. Kejahatan yang akan membawa kita kepada kebinasaan kita sendiri. Benci adalah dosa membunuh dikatakan dalam I Yohanes 3:15, bukan hanya benci saja yang timbul, bukankah kita juga merencanakan yang jahat terhadap orang yang membuat kita marah? Saya tidak tahu apakah anda diantara Anda yang bukan saja merencanakan balas dendam tapi malah telah melaksanakan dan Anda menikmatinya. Oleh karena marah berapa banyak kejahatan dan dosa yang kita perbuat. Apakah Allah akan senang dengan semua itu? Tidak, Allah sangat membenci sifat itu.

Sekarang Anda telah tahu bahwa marah itu merupakan sifat yang dibenci oleh Tuhan. Bagaimana anda meresponi sedikit renungan ini?. Nantikanlah Tuhan didalam kebenaran, maka sinar-Nya akan bercahaya di atasmu. Tinggalkan sifat yang tidak diperkenan Tuhan itu dan jadilah anak yang memperkenankan hati Bapanya.

GOD IS GOOD

Leonardi Setiono
(Naskah yang aku tulis saat remaja)

Friday, March 23, 2007

Kasih Itu Suatu Tindakan

Ayat bacaan: I Yohanes 3:11-18

Kasih merupakan bagian dari kehidupan suatu umat manusia di bumi ini. Kasih itu digambarkan sebagai sesuatu yang indah, sesuatu yang agung dan mempunyai peran yang besar dalam kehidupan.

Sejak kecil kita sudah mengenal kasih, lewat orang tua, lewat saudara dan lewat teman-teman. Sejak kecil kita juga telah dituntut untuk mengasihi. Kita belajar untuk mengasihi. Kita dididik untuk mengasihi. Sampai saat ini, kita masih tetap dituntut dan diajar tentang kasih.

Dalam I Yohanes 3:11 dikatakan, “Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;” Sejak pertama kita mengenal Kristus, perintah untuk saling mengasihi sudah kita dengar. Sejak kita pertama kali muncul di dunia ini, kita sudah mengenal kasih. Belaian lembut dari Ibu mengajarkan kita tentang kasih. Sampai saat inipun kita selalu ingin dikasihi dan mengasihi. Seakan-akan kasih itu ada disepanjang hidup kita.

Tetapi, apakah kita sungguh-sungguh mengerti tentang kasih? Berapa banyak kita berkata kepada orang lain kita mengasihi mereka. Terhadap orang tua kita, terhadap suami/istri, terhadap pacar/tunangan kita terhadap saudara dan teman-teman kita? Khususnya terhadap Tuhan…

Ada sebuah kisah yang baik untuk kita renungkan. Di kota Bondowoso ada sebuah rumah yang dihuni oleh banyak keluarga yang merupakan satu keluarga besar. Mereka semuanya adalah pedagang dan mulai dari pagi sampai malam mereka bekerja. Rumah besar itu sehari-harinya hanya dihuni oleh anak-anak kecil dan beberapa wanita. Ada salah satu anak yang masih kecil, baru berumur 4 tahun. Ia biasa dipanggil Ase dan tinggal bersama 6 orang saudara sepupunya yang sudah duduk dibangku SD.

Pada suatu hari, saat sore hari dimana mereka biasanya berkumpul bersama. Datang Pamannya dari luar kota membawa sekeranjang penuh buah srikaya sebagai oleh-oleh. Mereka berlarian menyambut Pamannya dan tanpa banyak berbicara ke 6 saudara sepupunya itu langsung berebut buah srikaya tersebut. Tak terkecuali si kecil ini. Dia dengan tangkas memilih dan mengambili buah srikaya yang besar-besar. Kakak sepupunya yang asik makan buah srikaya akhirnya terheran-heran melihat tingkah si kecil ini. Si kecil mengambil buah yang besar-besar dan membawanya penuh di bajunya tetapi tidak dimakannya. Ia malah berlari masuk kekamar. Dan menyembunyikan buah srikaya itu dilaci meja.

Beberapa jam telah lewat, saat malam hari tiba, orang tua mereka pulang dari kerja. Si kecil berlarian menemui Ayah dan Ibunya dan menyeret tangan mereka masuk kedalam kamar. Saat itulah mereka semua tahu bahwa sikecil itu melakukan hal itu untuk kedua orang tuanya. Dengan bangga si kecil itu menunjukan dan memberikan buah srikaya yang besar-besar itu kepada orang tuanya. Sedang yang dikeranjang oleh-oleh itu telah habis sejak dari sore tadi dan tinggal daun-daunnya saja. Rupanya si kecil ini tahu sifat dari kakak-kakak sepupunya itu.

Paman yang datang itu menceritakan kepada orang tua si kecil ini apa yang telah dilakukannya tadi. Hati kedua orang tuanya terharu akan cinta anaknya.

Apa yang diperbuat si kecil itu kita tahu bahwa itu adalah kasih. Juga kita, kepada siapakah kita telah mengucapkan kasih dan mengatakan cinta tetapi apakah kita juga telah berbuat seperti anak kecil itu?

Tentu jika kita menanyakan kepada ke 6 saudara sepupunya itu apakah mereka mengasihi orang tuanya, mereka akan menjawab ya. Tapi kini sudah wakutnya kita sadar bahwa kasih itu bukan suatu kata-kata. Kasih tidak diungkapkan dalam perkataan tetapi dalam perbuatan. Dalam I Yohanes 3:18 dikatakan sebagai berikut, “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tatapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” Jika kita mengatakan mengasihi seseorang tetapi kita tidak pernah berbuat sesuatu dengan dasar kasih kepadanya, apakah itu kasih? Kepada siapa saja kita telah mengucapkan cita? Adakah perbuatannya? Jika kita diam saja pada saat kita tahu bahwa ia membutuhkan pertolongan kita, apakah itu kasih?

Lihat apa yang diperbuat Tuhan Yesus kepada kita. Menjadi manusia dan menderita sampai mati untuk kita. Untuk menebus dosa kita supaya kita dapat memperoleh keselamatan kekal. Itu adalah perbuatan dari ungkapan kasih Allah. Bukan hanya omong kosong Alkitab banyak menuliskan Allah mengasihi manusia. Kasih itu suatu perbuatan!

Kitab Amsal 27:5 menuliskan sesuatu tentang kasih, sebagai berikut “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi” Benar! kasih tidak selamanya manis dan lembut. Kasih pada dasarnya adalah usaha untuk menyelamatkan dan memberikan yang terbaik buat orang yang kita cintai.

Jelas disini bahwa kasih itu memerlukan aksi, bukan untuk disimpan dan dirasakan untuk dikatakan seperti sebuah kata manis dari seorang pujangga. Itu bukan kasih, bayangkan jika Allah kita seperti itu.

Mulai saat ini, belajarlah untuk dapat saling mengasihi dengan kasih yang sungguh yang nyata dalam perbuatan dan didalam kebenaran. Bukan kasih yang tersembunyi dalam hati yang muncul jika kita ditanya atau saat kita merenungkannya.

GOD IS GOOD

Leonardi Setiono
(Renungan yang aku tulis waktu remaja)

Thursday, March 22, 2007

Jawabnya Adalah Tekun

Ayat bacaan : Mazmur 73:21-24

Pernakah anda kecewa? Kecewa setelah lama anda mengiring Tuhan Yesus dan melayaniNya tetapi seakan Tuhan tidak pernah tolong dalam setiap kesukaran. Setelah mentaati FirmanNya dan melakukan kehendakNya tetapi tetap saja persoalan itu menghadang jalan kita. Benarkah Allah tidak menolong kita? Benarkah Allah seperti itu, tidak peduli dengan kita walau kita telah melakukan kehendakNya? Jawabnya adalah tidak benar! Allah itu setia (I Korintus 1:9, Ulangan 32:4). Ia peduli dan siap untuk menolong kita. TanganNya selalu terulur untuk menolong dan menopang kita.

Sebelum anda menjadi kecewa dan tawar hati oleh sebab hal tersebut diatas, mari kita lihat apa yang ditulis dalam Ibrani 10:36 “Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” Begitu jelas ayat ini mengatakan bahwa setelah apa yang kita perbuat untuk Allah, kita memerlukan satu langkah lagi, yaitu ketekunan untuk mendapatkan semua yang Ia janjikan.

Berapa dari kita sering lupa untuk tekun menanti janji Tuhan, untuk tekun didalam iman, tekun menuruti perintah Allah, tekun mencari Dia. Terkadang kita cenderung ingin mendapatkan tanpa perlu kita bertekun atau bersusah-susah didalam Tuhan. Tekun itu bukan hanya sepenggal tindakan, kitab Roma 5:2-5 dijelaskan bagaimana pengharapan kita tidak mengecewakan karena ketekunan kita. Memang didalam ketekunan itu ada penderitaan. Penderitaan itulah yang akan mengolah dan membentuk kita sehingga ketekunan, pengharapan dan iman kita menjadi sempurna.

Firman Tuhan dalam surat Ibrani tersebut dengan sejelas-jelasnya mengatakan bahwa untuk memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kita perlu tekun. Apakah anda saat ini sedang dilanda kecewa dan tawar hati terhadap Tuhan, karena janji Allah yang seakan tidak kunjung datang sementara kita telah merasa begitu setia melakukan kehendak Allah? Pertama-tama periksalah diri anda apakah ada ketekunan didalamnya, seperti yang dikatakan oleh surat Ibrani tersebut?

Tekun itu bukan nganggur dan tidak berbuat apa-apa. Seorang yang tekun belajar atau tekun bekerja apakah ia menganggur saja dan tidak berbuat apa-apa? Atau hanya cukup satu kali saja belajar atau bertindak dalam pekerjaan? Mereka akan dengan giat, rajin, ulet dan pantang menyerah didalam belajar maupun bekerja, itulah ketekunan.

Jika Tuhan sudah berjanji maka Ia pasti akan menepatiNya, walau kelihatannya tidak mungkin (Lukas 1:37 dan 18:27). Tuhan ingin melihat ketekunan kita dahulu dalam mencari Dia. Pada akhir jaman Tuhan mengingatkan kita dalam Wahyu 14:12, “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.” Tuhan sendiri yang mengatakan bahwa TEKUN itu penting sekali. Karena itu bertekunlah dan tetaplah dengan rajin melakukan kehendak Allah.

Sekali lagi tangan Tuhan itu tidak pendek dan cukup panjang untuk menolong kita, Tuhan pasti menepati janji-janjinya. Ia tidak pernah berdusta (Bilangan 23:19 dan Ibrani 6:17-18), FirmanNya pasti akan dilakukannya, Ia bukan pembohong (Roma 9:28 dan Yesaya 55:11). Jangan kawatir tetang pertolongan Tuhan, hanya saja bertekunlah.

Dan satu hal lagi alasan mengapa kita tidak segera mendapatkan pertolongan dan janji Tuhan. Dalam Yesaya 59:1-2 di tuliskan sebagai berikut, “Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengarkan; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan dari terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”

Perlu kita sadari, Allah tidak dapat bekerja dalam diri seorang berdosa. Jika dalam kesesakan, dalam kesulitan kita kita malah bukan bertekun mencari dan melakukan kehendakNya tetapi malah berbuat dosa, anda telah membacanya diatas. Tuhan tidak dapat mendengar seruan anda Pengkotbah 9:18 dan Yeremia 5:25 mengatakan bahwa perbuatan dosa yang kita perbuat, tanpa kita sadari telah merusakan hal-hal yang indah dan telah menghambat segala pekerjaan Tuhan dalam diri kita, termasud pertolonganNya. Karena itu janganlah berbuat dosa lagi, segeralah bertobat (I Yohanes 1:9).

Sebagai akhir renungan ini, saya ingatkan sekali lagi. Bertekunlah dalam mencari Tuhan dan melakukan kehendakNya sambil menjaga diri kita supaya jangan kita berbuat dosa kepadaNya Tuhan pasti akan menepati janjiNya dan menjawab dari Surga dengan kemenangan yang gilang-gemilang. Amin.

GOD IS GOOD

Leonardi Setiono
(Renungan yang aku tulis saat remaja)

Wednesday, March 21, 2007

Hidup Dalam Kesukaran

Ayat bacaan : Mazmur 73:21-24

Pernakah anda kecewa? Kecewa setelah lama anda mengiring Tuhan Yesus dan melayaniNya tetapi seakan Tuhan tidak pernah tolong dalam setiap kesukaran. Setelah mentaati FirmanNya dan melakukan kehendakNya tetapi tetap saja persoalan itu menghadang jalan kita. Benarkah Allah tidak menolong kita? Benarkah Allah seperti itu, tidak peduli dengan kita walau kita telah melakukan kehendakNya? Jawabnya adalah tidak benar! Allah itu setia (I Korintus 1:9, Ulangan 32:4). Ia peduli dan siap untuk menolong kita. TanganNya selalu terulur untuk menolong dan menopang kita.

Sebelum anda menjadi kecewa dan tawar hati oleh sebab hal tersebut diatas, mari kita lihat apa yang ditulis dalam Ibrani 10:36 “Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” Begitu jelas ayat ini mengatakan bahwa setelah apa yang kita perbuat untuk Allah, kita memerlukan satu langkah lagi, yaitu ketekunan untuk mendapatkan semua yang Ia janjikan.

Berapa dari kita sering lupa untuk tekun menanti janji Tuhan, untuk tekun didalam iman, tekun menuruti perintah Allah, tekun mencari Dia. Terkadang kita cenderung ingin mendapatkan tanpa perlu kita bertekun atau bersusah-susah didalam Tuhan. Tekun itu bukan hanya sepenggal tindakan, kitab Roma 5:2-5 dijelaskan bagaimana pengharapan kita tidak mengecewakan karena ketekunan kita. Memang didalam ketekunan itu ada penderitaan. Penderitaan itulah yang akan mengolah dan membentuk kita sehingga ketekunan, pengharapan dan iman kita menjadi sempurna.

Firman Tuhan dalam surat Ibrani tersebut dengan sejelas-jelasnya mengatakan bahwa untuk memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kita perlu tekun. Apakah anda saat ini sedang dilanda kecewa dan tawar hati terhadap Tuhan, karena janji Allah yang seakan tidak kunjung datang sementara kita telah merasa begitu setia melakukan kehendak Allah? Pertama-tama periksalah diri anda apakah ada ketekunan didalamnya, seperti yang dikatakan oleh surat Ibrani tersebut?

Tekun itu bukan nganggur dan tidak berbuat apa-apa. Seorang yang tekun belajar atau tekun bekerja apakah ia menganggur saja dan tidak berbuat apa-apa? Atau hanya cukup satu kali saja belajar atau bertindak dalam pekerjaan? Mereka akan dengan giat, rajin, ulet dan pantang menyerah didalam belajar maupun bekerja, itulah ketekunan.

Jika Tuhan sudah berjanji maka Ia pasti akan menepatiNya, walau kelihatannya tidak mungkin (Lukas 1:37 dan 18:27). Tuhan ingin melihat ketekunan kita dahulu dalam mencari Dia. Pada akhir jaman Tuhan mengingatkan kita dalam Wahyu 14:12, “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.” Tuhan sendiri yang mengatakan bahwa TEKUN itu penting sekali. Karena itu bertekunlah dan tetaplah dengan rajin melakukan kehendak Allah.

Sekali lagi tangan Tuhan itu tidak pendek dan cukup panjang untuk menolong kita, Tuhan pasti menepati janji-janjinya. Ia tidak pernah berdusta (Bilangan 23:19 dan Ibrani 6:17-18), FirmanNya pasti akan dilakukannya, Ia bukan pembohong (Roma 9:28 dan Yesaya 55:11). Jangan kawatir tetang pertolongan Tuhan, hanya saja bertekunlah.

Dan satu hal lagi alasan mengapa kita tidak segera mendapatkan pertolongan dan janji Tuhan. Dalam Yesaya 59:1-2 di tuliskan sebagai berikut, “Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengarkan; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan dari terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”

Perlu kita sadari, Allah tidak dapat bekerja dalam diri seorang berdosa. Jika dalam kesesakan, dalam kesulitan kita kita malah bukan bertekun mencari dan melakukan kehendakNya tetapi malah berbuat dosa, anda telah membacanya diatas. Tuhan tidak dapat mendengar seruan anda Pengkotbah 9:18 dan Yeremia 5:25 mengatakan bahwa perbuatan dosa yang kita perbuat, tanpa kita sadari telah merusakan hal-hal yang indah dan telah menghambat segala pekerjaan Tuhan dalam diri kita, termasud pertolonganNya. Karena itu janganlah berbuat dosa lagi, segeralah bertobat (I Yohanes 1:9).

Sebagai akhir renungan ini, saya ingatkan sekali lagi. Bertekunlah dalam mencari Tuhan dan melakukan kehendakNya sambil menjaga diri kita supaya jangan kita berbuat dosa kepadaNya Tuhan pasti akan menepati janjiNya dan menjawab dari Surga dengan kemenangan yang gilang-gemilang. Amin.

GOD IS GOOD

Leonardi Setiono
(Renungan yang aku tulis saat remaja)

Tuesday, March 20, 2007

Lagu Gereja Untuk Siapa

Sering kali kita menyanyikan lagu-lagu gereja baik di gereja maupun di rumah ataupun di mobil. Sering kali juga lagu-lagu tersebut menjadi perdebatan antar sesama aliran gereja. Ada yang tidak suka dengan lagu gereja yang saat ini banyak beredar di kalangan kaum muda gereja, ada pula yang mendukung perkembangan lagu-lagu gereja saat ini, bahkan saat ini ada yang menciptakan lagu gereja dengan nada house music atau rock. Beberapa lagi menganggap lagu hymne adalah lagu pujian yang benar dan banyak lagi perdebatan tentang lagu di gereja, tepatnya perdebatan tentang nada lagu gereja.

Jika kita berfikir lebih jernih, dan merenung lebih dalam, bukankah pujian dan penyembahan yang kita lantunkan dalam lagu tersebut adalah untuk Allah bukan untuk para pendengar atau pencinta musik gereja? Berapa banyak diantara umat kristiani yang menikmati lagu gereja sebagai sebuah lagu hiburan. Mereka menilai sebuah lagu apakah nikmat untuk didengar atau tidak, menilainya apakah enak untuk dinyanyikan atau tidak? Memberikan komentar “enak” pada lagu baru yang didengar seakan lagu itu diciptakan untuk mereka. Dari sinilah mulainya lahir perdebatan tentang nada lagu tersebut. Dari selera masing-masing manusialah perdebatan tentang lagu hymne, pop, keroncong, klasik, jezz, dangdut, rock bahkan house music didalam gereja diperbebatkan.

Jika kita merenung kembali, sebenarnya apakah Allah menikmati nada lagu yang kita lantunkan atau tidak? Apakah Allah menikmati seperti kita nikmati? Punyakah Allah selera musik seperti kita, yang seorang menyukai jezz, yang lain menyukai keroncong? Nada lagu yang mana yang Allah suka?

Allah bukan manusia. Nada lagu adalah untuk manusia berekspresi, mengungkapkan isi hatinya, karena itu didalam Alkitab kita tidak menemukan not-not atau nada lagu, hanya ada syair lagu. Tiap orang dapat mengekspresikan hatinya lewat nada, bahkan anak balitapun saat bergembira mereka menggumumkan suatu nada lagu. Manakah yang berkenan dihati Allah, nada lagu yang digumumkan oleh seorang balita dengan tidak jelas tetapi hatinya penuh sukacita kepada Allah ataukah nada lagu gereja yang dinyanyikan dengan sempurna oleh seorang penyanyi kenamaan pemenang Grammy Award?

Allah sebenarnya melihat hati, bukan melihat nada lagu yang kita lantunkan. Lebih penting dari nada lagu adalah kata-kata atau syair dalam lagu tersebut. Syair lagu adalah sebuah kata-kata iman, kata-kata marifat, kata-kata nubuat yang diucapkan dalam bentuk nyanyian. Karena itu jika kita menyanyikan lagu gereja, perhatikanlah syairnya, karena kata-kata yang kita nyanyikan itu seperti Firman Iman.

Tetapi apakah katanya? Ini: “Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.” Itulah firman iman, yang kami beritakan. (Roma 10:8)

Karena itu jika ada lagu gereja yang syairnya tidak sesuai kebenaran Firman Tuhan, bagaimana bisa disebut lagu pujian dan penyembahan kepada Allah? Juga jika kita menyanyi tanpa mengerti arti syairnya, tanpa paham maksudnya dan menyanyi tanpa hati yang penuh syukur dan pujian kepada Allah, walau nada lagu yang kita nyanyikan begitu merdu, syaduh, indah dan menghanyutkan, dihadapan Allah itu sama sekali tidak berarti, beda dengan manusia, manusia tidak dapat melihat sampai dalam hati, ia hanya menikmati merdunya lagu tersebut dan memberi nilai baik pada lagu tersebut sesuai selera pendengaranya (1 Samuel 16:7).

Allah melihat nyanyian yang kita nyanyikan sampai kedalam hati kita. Jika lagu yang dinyanyikan tidak keluar dari dalam hati kita, percuma kita menyanyikan lagu gereja, lagu pujian dan penyembahan kepada Allah. Maka jadilah lagu gereja itu lagu hiburan, masuk telinga kita untuk dinikmati.

Tetapi, walaupun Allah tidak memperhatikan macam nada lagu yang kita nyanyikan, kita wajib memberikan yang berbaik yang dapat kita berikan kepada Allah, termasuk dalam hal memuji dan menyembah Allah. Jika seseorang menyukai nada lagu pop, biarlah berikan lagu popnya yang terbaik bagi Allah, jika seseorang menyukai nada lagu keroncong, baiklah nyanyikan lagu pujian kepada Allah didalam nada keroncong yang terbaiknya. Jika ada yang menyukai nada musik dangdut, mari berikan yang terbaik kepada Allah, tanpa harus memaksakan selera kita satu sama lain.

Bagimana seseorang dapat menyanyi dari dalam hatinya jika ia yang menyukai nada lagu jezz harus menyanyi dalam nada lagu klasik? Raja Daud selalu mengekspresikan hatinya kepada Allah dalam menyanyi dengan nada lagu kesukaannya, bahkan didalam tari-tarian. Tetapi semua itu bukan dipaksakan, meniru-niru atau dibuat seperti itu. Ekspresikan lagu dari hati anda dalam nyanyian kepada Allah sesuai dengan selera nada anda sendiri.

Berikan yang terbiak yang dapat kita berikan. Allah melihat nyanyian hati kita, bukan merdunya nada lagu yang kita nyanyikan lewat pita suara manusia. Suara pecah dan hancurpun indah dihadapan Allah.

Amin

Monday, March 19, 2007

Raksasa Dalam Alkitab

Tentang raksasa di jaman Nuh memang tidak mudah menjelaskan secara detil, sebab kurang lengkapnya Alkitab menuliskan tentang hal-hal seperti itu. Inti yang harus kita pahami, bahwa Alkitab itu bukan buku sakti atau ensiklopedi yang menjawab semua misteri di dunia ini. Alkitab mulai dari Kejadian sampai Wahyu adalah surat cinta Allah kepada manusia, tentang janji-janjiNya kepada kita akan keselamatan dan kehidupan kekal. Lebih dari itu tidak tertulis dalam surat cinta dari Allah tersebut. Ulangan 29:29 menegaskan kalau ada hal-hal yang tersembunyi, ada hal yang dinyatakan, dan yang dinyatakan oleh Allah itulah untuk kita. Pengkotbah 8:16-17 menjelaskan juga, walau manusia berusaha mengetahuinya tetapi tidak semua dapat diketahui, yang ada hanya orang yang mengaku-ngaku mengetahui saja.

Orang Raksasa

Tentang raksaksa, dalam Alkitab ditulis pertama kali dalam Kejadian 6:4. Orang raksasa tersebut, ditafsirkan bahwa keberadaan mereka disebabkan karena mutasi kromosom secara permanen dan menurun yang ditimbulkan dari perkawinan satu keluarga / sedarah (mutasi tersebut dapat dibuktikan secara medis). Dalam ayat tersebut juga menceritakan ada istilah yang menyebutkan anak manusia dan anak Allah. Berikut yang dapat saya jelaskan tentang mereka:

Pada saat Adam dan Hawa keluar dari Taman Eden dan Allah mulai menghitung umur mereka, meraka mulai berkembang biak dengan memiliki anak. Alkitab hanya mencatat nama anak laki pertama (sulung) saja, sedangkan anak laki lainnya dan perempuan tidak dicatat baik nama dan jumlahnya (Kejadian 5:4). Hidup mereka rata-rata mencapai usia 1000 tahun, dan pada usia kurang dari 100 tahun mereka biasanya menikah dan memiliki anak. Dalam Kejadian 2:24 disana sebutkan kalau seorang pria menikah maka ia akan meninggalkan ayah dan ibunya untuk bersatu dengan istrinya. Pada saat itu mereka berpisah dan membentuk keluarga sendiri dan mencari tempatnya sendiri. Demikian seterusnya kecuali anak sulung mereka. Selama ratusan tahun usia mereka dengan campur tangan Allah, dapat anda membayangkan berapa banyak anak yang dapat mereka lahirkan dari seorang manusia, demikian juga dengan anak-anak mereka dan cucu-cucu meraka dan keturunan berikutnya yang masing-masing mereka dapat mencapai usia 1000 tahun. Karena itu bumi dalam tempo singkat dapat segera penuh.

Pada saat itu, perkawinan antar keluarga sedarah tidak dilarang dan malah hal itulah yang terjadi. Kain waktu menjadi pelarian, ia tidak sendiri, kain bersama dengan istrinya yaitu saudaranya perempuan dan menetap di tanah Nod (Kejadian 4;16-17). Demikian juga dengan Set, ia menikah dengan saudara perempuannya dan juga adik-adiknya dan anak-anaknya dan cucu serta keturunannya, bahkan sampai jaman Yakub hal ini masih terjadi perkawinan antar sanak saudara (Kejadian 24:4). Baru setelah jaman Musa, lewat hukum Taurat hal ini dilarang oleh Allah (Imammat 18).

Dewasa ini, ilmu kedokteran membuktikan bahwa perkawinan satu keluarga / sedarah dapat menimbulkan kerusakan kromosom atau bahasa lainnya mutasi kromosom. Mutasi ini ada yang baik dan juga berdampak buruk. Perubahan kromosom tersebut tidak dapat di prediksi, tetapi mutasi tersebut benar-benar dapat terjadi.

Karena hal tersebutlah maka keberadaan raksaksa di perkirakan karena mutasi kromosom yang terjadi karena perkawinan satu keluarga / sedarah dan bersifat permanen dan menurun. Kejadian 6:4 tersebutkan kalau mereka dilahirkan menjadi raksaksa dan ukuran raksasa ini turun temurun.

Anak Allah dan Anak Manusia

Kejadian 6:4 juga menjelaskan kalau raksasa itu terlahir dari perkawinan antara anak Allah dengan anak manusia. Kalimat tersebut seakan ada dua mahluk, anak manusia seperti kita dan anak Allah seperti dewa-dewi dalam metologi Yunani atau Romawi atau China. Siapa sebenarnya meraka?

Anak Allah

Istilah anak Allah dapat dilihat dalam tiga bagian masa berbeda yang sebenarnya semuanya menggambarkan hal yang sama. Pertama adalah pada masa sebelum dikeluarkannya Perjanjian Allah dengan Abraham, kedua setelah adanya Perjanjian Allah dengan Abraham dan ketiga setelah Perjanjian itu sempurnakan didalam Yesus Kristus.

1. Masa Adam
Pada masa sebelum perjanjian dengan Abraham itu diturunkan, mereka yang disebut anak Allah adalah keturunan Adam, tetapi bukan semua keturunan Adam. Hanya keturunan Set yang disebut sebagai anak Allah. Kain, putra sulung telah diusir dan menjadi orang buangan, namanya tidak lagi dalam daftar keturunan sulung Adam dalam Kejadian 5:1-32.

Adam melahirkan Set, Set melahirkan Enos, dan sejak Enos inilah nama Yahweh mulai disebutkan (Kejadian 4:26) dan sejak saat itu keturunannya disebut sebagai anak Allah (Lukas 3:38). II Korintus 6:16-18 menjelaskan bahwa mereka yang disebut sebagai anak Allah adalah mereka yang menjauhkan diri dari kenajisan dan beribadah kepada Allah. Sejak keturunan Enos, mereka beribadah kepada Allah dengan menyebut nama Yahweh. Bahkan Henokh diceritakan begitu karib baribadah dengan Allah sehingga ia diangkat oleh Allah ke Surga (Kejadian 5:22-24) seperti Nabi Elia. Sampai jaman Nuh, anak Allah tetap tetap beribadah kepada Allah (Kejadian 6:9).

2. Masa Abraham
Sejak perjanjian Allah dengan Abraham diturunkan, maka mereka yang
disebut sebagai anak-anak Allah adalah keturunan ahli waris Abraham, keturunan umat yang beribadah kepada Allah (Kejadian 17:7). Abraham memiliki dua orang putra, seorang bernama Ismail dari gunduknya, Hagar dan satu lagi bernama Ishak dari Sara, istrinya. Firman Tuhan dalam Roma 9:6-8 dengan jelas mengatakan bahwa yang disebut anak Allah bukan semua keturunan Abraham, melainkan hanya keturunan Ishak, sebagai ahli waris yang disebut sebagai anak Allah. Bangsa Israel disebut juga sebagai anak Allah (Keluaran 4:22) karena mereka keturunan ahli waris Abraham.

3. Masa Kristus
Demikian juga pada masa setelah Kristus lahir, perjanjian Allah dengan Abraham disempurnakan didalam Kristus (kita sebut dengan Perjanjian Baru, Yeremia 31:31-34) dan semua orang yang percaya didalam nama Putra Allah, Yesus Kristus mendapat kuasa untuk menjadi anak Allah (Yohanes 1:12
) dan menjadi ahli waris dari janji Allah (Roma 8:15-17). Sehingga secara rohani kita orang beriman walau bukan keturunan Abraham secara jasmani (Galatia 3:7), adalah juga anak-anak Allah (Galatia 3:26), yang hidupnya terpisah dari dunia ini (1 Yohanes 3:1). Pemakaian kata dunia dalam FirmanNya menunjukan perbedaan seperti istilah anak Allah dengan anak manusia. Demikian juga ternyata tidak semua orang kristen dapat disebut sebagai anak Allah.

Anak Manusia

Jika keturunan Set disebut anak Allah, maka mereka yang disebut sebagai anak manusia adalah mereka yang menjadi keturunan Kain. Sama seperti Set, Kain juga berkembang biak dengan cepat dan meluas. sebagai orang buangan (Kejadian 4:11-14), dan terlepas dari garis waris ilahi (sejak ia kehilangan hak sulung dan digantikan oleh Set). Anak manusia pada masa sekarang ini kita sebut mereka orang dunia (untuk mereka yang tidak memiliki Kristus dalam hidupnya) dan pada masa Musa disebut sebagai bangsa kafir. Sementara itu perkawinan dalam keluarga telah menjadi tradisi mereka sehingga keluarga Set dan keluarga Kain tidak saling menikah sampai jaman Nuh.

Dalam Kejadian 6:1-6 diceritakan terjadi perkawinan antara anak Allah dengan anak manusia, dan diantara mereka melahirkan keturunan raksasa. Jika kita melihat kembali usia mereka pada masa itu dengan menghitung mundur, usia Adam, saat melahirkan Set, Adam berusia 130 tahun, saat Set melahirkan Enos, Set berumur 150 tahun, dan saat Enos melahirkan Kenan, Enos berusia 90 tahun dan Kenan melahirkan Mahalaleel pada usia 70 tahun, Mahalaleel berusia 65 tahun melahirkan Yared. Yared berusia 162 tahun ia melahirkan Henokh dan Henokh pada usia 65 tahun melahirkan Metusalah. Metusalah pada usia 187 tahun melahirkan Lamek, ayah Nuh dan pada saat itu Adam baru berusia 919 tahun, sedangkan Alkitab mencatat usianya mencapai 930 tahun, berarti 11 tahun setelah Lamek lahir baru Adam mati. Enos mati pada usia 905 tahun, dan jika dihitung sama seperti diatas maka pada saat Nuh lahir ia berusia 819 tahun, dan pada saat Nuh berusia 86 tahun, Enos baru meninggal.

Dapat dibayangkan betapa bedanya kehidupan mereka dengan kehidupan kita. Budaya mereka dengan budaya kita. Keluarga mereka dengan keluarga kita yang hidup dijaman sekarang ini. Bukan suatu yang mustahil anak Adam dihari tuanya menikah dengan anaknya Kain pada jamannya Nuh. Atau anaknya Set menikah dengan anaknya Kain dan kemungkinan-kemungkinan lainnya pada jaman itu. Alkitab memang tidak menuliskan sampai umur berapa mereka terakhir melahirkan anak, tetapi kondisi fisik dan budaya pada saat itu jelas berbeda jauh dengan jaman kita sekarang. Kerana itu, tidak mustahil perkawinan antar saudara kandung atau dengan sepupu atau ponakan terjadi. Hal ini dapat memunculkan mutasi kromosom saat anak Allah menikah dengan anak manusia.

Demikian singkat tafsiran tentang keberadaan raksasa pada jaman itu, tentang anak Allah dan anak manusia yang pada kenyataanya sebenarnya semuanya adalah manusia, karena Kejadian 5:2 menyebutkan bahwa Allah yang memberi nama semua keturunan Adam dengan sebutan manusia. Jika kita perhatikan baik-baik Kejadian 6, cerita tentang anak Allah menikah dengan anak manusia, Allah sebenarnya menyebut semuanya, termasuk anak Allah dengan sebutan manusia (Kejadian 6:3,5-6). Kata anak didepannya adalah gelar rohani bagi mereka yang hidup dalam daging dan kata anak Allah bagi mereka yang beribadah kepada Allah, tetapi keduanya adalah manusia.

Semoga sedikit ini dapat mencerahkan. Sebaiknya mari kita melihat Perjanjian Lama bukan secara hurufiah saja tetapi dengan membuka selubungnya (2 Korintus 3:15-16) sehingga kita dapat menerima pesan cinta yang tertulis didalamnya sebagai janji Allah untuk kita.

Amin