Catatan Kotbah

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timotius 3:16)

Wednesday, September 01, 2010

MENUNGGU TUHAN

Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN! [Mazmur 27:13-14]


Kita semua memiliki keyakinan yang sama bahwa kita akan mengalami kebaikan demi kebaikan dari TUHAN dalam hidup kita, didalam beban berat dan masalah, kita memiliki iman dan keyakinan bahwa kita akan melihat kebaikan TUHAN dalam setiap masalah kita.


Keyakinan seperti itu bukan tanpa dasar sebab TUHAN berjanji menyatakan kasih setiaNya kepada umat yang mengasihiNya seperti yang ditulis dalam Ulangan 7:9 dan diperjelas oleh Paulus dalam Roma 8:28. Kita melihat Yusuf yang mengalami celaka dan masalah, pada akhirnya melihat kebaikan TUHAN atas hidup Yusuf dan seluruh keluarganya seperti yang ditulis dalam Kejadian 50:20. Janji dan pengharapan yang sama juga kita terima, sehingga kita semua percaya akan melihat kebaikan TUHAN disetiap langkah hidup kita, walau didepan mata adalah persoalan.


Tetapi kita juga harus ingat, Mazmur 27:13, juga menulis tentang negeri orang-orang yang hidup. Kata "orang-orang hidup" mengingatkan kita kepada kata-kata Yesus kepada orang Saduki didalam Lukas 20:38, "Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Dihadapan TUHAN hanyalah orang-orang yang hidup, bukan orang yang mati. Kata ini dalam pengertian rohani tentang orang-orang yang diselamatkan didalam Kristus. Yohanes 11:25, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" Semua orang yang memiliki iman dan anugrah keselamatan dari TUHAN akan menerima kehidupan kekal didalam Kristus sehingga kita disebut orang-orang yang hidup dihadapan Allah. Inilah yang dimaksudkan dengan orang-orang yang hidup.


Berbeda dengan Wahyu 20:14, disebutkan tentang kematian kedua, yang berarti dijauhkan dari hadapan TUHAN untuk selamanya (2 Tesalonika 1:9) itulah yang dimaksud negeri orang mati. Setelah mati, ia tidak dibangkitkan didalam Kristus, tetapi dibuang ke Lautan Api. Matius 10:28, "Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.". Kematian jasmani adalah sementara, sebab orang beriman tetap hidup walau ia mati secara jasmani, Kristus akan membangkitkan kita pada akhir jaman, tetapi kematian rohani adalah kematian untuk kekal. Sebab setelah mati secara jasmani, mereka akan mengalamai maut didalam Lautan Api yang disebut kematian kedua.


Memahami tentang kata "negeri orang-orang yang hidup" yang kita bahas diatas, adalah bahwa janji TUHAN tentang segala yang baik yang akan dinyatakan dalam hidup kita diberikanNya hanya didalam Kristus, diantara orang-orang yang hidup bukan orang yang mati secara rohani. Jika kita hidup didalam dosa dan kedagingan, kita dihadapan TUHAN mati dan tidak tinggal di negeri orang-orang yang hidup melainkan tinggal di negeri orang-orang yang mati. 1 Timotius 5:6, "Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati selagi hidup."


Seorang yang hidup menuruti hawa nafsunya, hidup tidak berpada tetapi menuruti keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:16), ia akan binasa didalam kematian kedua. Paulus didalam ilham Roh Kudus mengatakan ia sudah mati selagi hidup.


Kepada orang-orang seperti itu, kebaikan TUHAN tidak akan mereka lihat selama ia tinggal di negeri orang-orang mati. Karena itu tetaplah tinggal di negeri orang-orang hidup, tinggalkan keduniawian dan kasihilah TUHAN, maka Ia akan menunjukan kasih setiaNya kepada kita.


NANTIKANLAH TUHAN


Selanjutnya, untuk dapat melihat kebaikan TUHAN, kita harus menantikan TUHAN. Pengkotbah 3:1. menuliskan, "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." Demikian juga dengan hidup kita, ada saatnya kita menabur, ada saatnya kita menuai, ada saatnya kita bertekun didalam pengolahan, ada saatnya kita beria-ria didalam kesukaan. Abraham menantikan janji akan anak cucu selama 20 tahun, Yusuf menantikan pengenapan pengelihatannya selama 13 tahun, Daud telah diurapi menjadi raja Israel, tetapi ia memantikan sekian lama untuk menjadi raja atas seluruh Israel. Murid-murid menantikan Roh Kudus yang dijanjikan selama 10 hari, bukankah kita juga menantikan jawaban doa-doa kita dan menantikan pertolonganNya?


Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia! [Yesaya 30:18]


Ada waktunya segala yang baik dari TUHAN akan dinyatakan kepada kita. Akan tiba saatnya, tetapi sebelum saat tiba, kita harus bertekun dalam menantikanNya. Yesaya 45:19, menjelaskan bahwa TUHAN tidak perrnah menyuruh kita dengan percuma. Tidak dengan tanpa alasan kita disuruh menantikan waktunya TUHAN. Tidak dengan sia-sia kita menunggu-nunggu, sebab Ia menghendaki kita bertekun didalam pengharapan.


Kita perlu bertekun didalam menantikan TUHAN, dalam berharap kepada TUHAN. Ibrani 10:36, menulis: " Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu." Belajarlah dari orang-orang yang dikisahkan dalam Kitab Suci, dari Musa, Yusuf, Daud, Daniel dan banyak hamba-hamba TUHAN lainnya yang memberikan teladan ketekunan dalam menantikan TUHAN didalam hidupnya (Roma 15:8). Waktu yang terbaik adalah waktu TUHAN bukan waktu kita. Yesaya 30:18, menunjukan bahwa bukan hanya kita saja menantikan waktu terbaik tersebut, tetapi TUHAN juga menanti-nantikan saat Ia menyatakan kebaikanNya kepada kita yang mengasihiNya.


Tekun dalam menantikan TUHAN merupakan proses yang dikehendaki oleh TUHAN untuk kita lalui, agar kita menjadi sempurna dan tak bercacat-cela. Yakobus 1:4, "Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun" Karena itulah maka kita memalui proses menantikan TUHAN, menantikan saat yang tepat TUHAN menyatakan kasih setiaNya dan melimpahkan segala kebaikan kepada kita disaat kita tertekan, teraniaya dan dalam himpitan dan kesesakan. Setelah kita melewati masa-masa yang sukar dan kita beroleh buah dari ketekunan kita didalam iman dan pengharapan, maka bukan hanya hal baik yang kita dapatkan, tetapi kita semakin disempurnakan, ditempa sehingga serupa dengan gambaran Kristus (Kolose 3:10).


Daud memiliki kesempatan menjadi raja seketika waktu, dengan menikam raja Saul sampai tewas untuk mengenapi janji TUHAN atas hidupnya untuk menjadi raja Israel lewat nabi Samuel yang telah mengurapinya sebagai raja sejak kecil. Tetapi Daud tidak mencari jalannya dan waktunya sendiri, ia memilih menunggu TUHAN menyatakan kebaikanNya, dan karena itulah maka Daud begitu dikasihi oleh TUHAN. Mengabaikan kesempatan seperti itu bukanlah hal yang mudah, sebab Daud harus kembali bertekun dalam pengharapan menantikan TUHAN didalam kondisi terjepit.


Banyak orang yang tidak tahan dalam menanti atau menunggu. Memang menunggu itu adalah hal yang paling menjemukan dan tidak menyenangkan, apalagi menunggu sesuatu yang tidak kasat mata, menunggu sesuatu didalam kesukaran, himpitan dan aniaya. Murid-murid Yesus saat bersama-sama menyaksikan kebangkitanNya, dalam 1 Korintus 15:6, dituliskan ada 500 orang yang selalu bersama-sama tetapi didalam Kisah Para Rasul 1:15, disebutkan tinggal 120 orang saja yang selalu berkumpul bersama-sama. Banyak orang yang tidak dapat sabar menunggu waktu TUHAN.


Saul tidak sabar menunggu dalam 1 Samuel 13:8-12, padahal waktunya telah tepat 7 hari, tinggal ia menunggu satu hari itu berakhir, tetapi Saul sudah tidak sabar menantikan TUHAN dan memutuskan untuk bertindak sendiri dihari terakhir. Tepat sesuai waktu yang dijanjikan maka Samuel datang dan karena perbuatan Saul yang lancang tersebut maka celaka yang ia terima bukan kebaikan (1 Samuel 13:13-14).


Kadang kita juga sering tidak sabar dalam menantikan TUHAN, menantikan pertolonganNya, menantikan jawaban doa, menantikan janji-janji digenapi, menantikan berkat dan anugrahNya. Sehingga kita mencari jalan keluar sendiri, mencari jalan yang termudah untuk mencapai apa yang kita harapkan dan inginkan. Saat kita mencari pasangan hidup, kita tidak lagi berharap pada TUHAN, tetapi mulai dengan cara-cara duniawi dan bahkan sampai meninggalkan iman. Saat membutuhkan uang, berapa banyak meninggalkan iman dan pengharapannya karena tidak sabar menantikan TUHAN dan mulai korupsi, mulai berdusta dan mengelapkan uang atau bahkan mencuri. Masih banyak lagi contoh-contoh lainnya yang kita semua dapat menyebutkannya dan apakah kita juga telah tidak sabar menantikan TUHAN dan meninggalkan iman dan pengharapan kita?


Jangan kita bertindak sendiri, jangan kita mencari jalan keluar sendiri, memutuskan cara pintas untuk menyelesaikan persoalan kita dan berjuang untuk meraih kebaikan sebelum waktunya. Amsal 20:22, menuliskan: Janganlah engkau berkata: "Aku akan membalas kejahatan," nantikanlah TUHAN, Ia akan menyelamatkan engkau. Ingat TUHAN itu adil, ia bukan sedang berlambat-lambat karena lalai, tetapi 2 Petrus 3:9 menjelaskan bahwa TUHAN menghendaki semua orang bertobat (2 Korintus 7:10). Karena itu sering kita lihat bahwa orang jahat dan licik sukses bahkan lebih sukses dan mendapat apa yang diinginkan hatinya (Mazmur 73:2-5), tetapi kita harus belajar dari Firman TUHAN, pada waktunya hukuman TUHAN akan dinyatakan kepada mereka.


Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. [Mazmur 37:7]


TUHAN mengajarkan kita berdiam diri didalam menantikanNya. "Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN" [Ratapan 3:26]. Juga dalam Yesaya 30:15 disebutkan bahwa "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."Berdiam diri dalam menantikan TUHAN bukan sebuah perpuatan yang bodoh, tetapi Firman TUHAN katakan disanalah terletak kekutan kita. Bukan menganggur diam-diam diteras rumah, tetap berdiam diri dihadapan TUHAN adalah tentang doa. Kita semua tahun dalam Yakobus 5:16, dikatakan bahwa doa orang benar itu besar kuasanya. Doa yang kelihatannya remeh, tetapi didalam doa ada kemenangan. Sering kali orang Kristen tidak menyadari kuasa doa didalam nama Kristus.


Musa dalam Keluaran 17:11, dikisahkan tentang kuasa doa, setiap kali Musa mengangat tangan berdoa, maka bangsa Israel menjadi kuat dan saat ia menurunkan tangan maka bangsa Israel menjadi lemah. Demikian juga saat ini, kuasa doa didalam menantikan TUHAN bukan hal yang sepele. Jangan berhenti berdoa (1 Tesalonika 5:17). Tetaplah tekun dalam menantikan TUHAN menyatakan segala kebaikan yang dijanjikanNya.


Tekun menantikan TUHAN bukan hal yang mudah, di akhir jaman nanti, TUHAN mengatakan akan banyak orang melupakan TUHAN dan tidak lagi menaruh pengharapannya kepada TUHAN. "Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" [Lukas 18:8]


Saat Kristus datang kedua kali seperti yang dijanjikanNya, apakah masih ada orang-orang kristen yang menantikan kedatanganNya? Apakah masih ada orang yang berharap dan percaya kepada janji-janji TUHAN? Kita semua menunggu penggenapan rencana Allah, menunggu pernyataan Allah dan menantikan semua pengharapan kita menjadi nyata, tetapi sejak dari dahulu sampai sekarang berita tentang kedatangan Kristus tetap dikumandangkan dan tidak juga sampai kepada penggenapannya (2 Petrus 3:3-4). Banyak orang mulai meninggalkan iman dan menjadi Kristen tradisi yang hanya menjaga nilai-nilai moral yang baik yang diajarkan oleh Yesus dan gereja, tetapi tidak lagi memiliki iman akan janji-janji dan pengharapan yang terkandung didalamnya. Di nagara-negara Kristen, penduduk atheist semakin meningkat, beberapa memilih menjadi deist dan masih banyak yang mengaku Kristen tetapi hidup diluar iman. Mereka adalah orang-orang yang tidak dapat menantikan TUHAN, tidak dapat memahami waktunya TUHAN, memilih untuk mendirikan kebenarannya sendiri (Roma 10:3).


KUATKANLAH DAN TEGUHKANLAH HATIMU


Didalam bertekun menantikan TUHAN, kita perlu menguatkan dan meneguhkan hati kita. Seorang yang menantikan sesuatu ia harus percaya bahwa yang dinantikan itu nyata atau ada. Ibrani 11:6, menjelaskan bahwa jika kita berpaling kepada Allah, kita harus percaya Allah itu ada. Menantikan TUHAN itu adalah tentang iman. Kita percaya bahwa TUHAN akan menyatakan kebaikan kepada kita. Iman itu adalah rahasia yang tersimpan didalam hati nurani yang suci. "Melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci." [1 Timotius 3:9]. Karena itulah maka didalam bertekun menantikan TUHAN, kita perlu menguatkan dan meneguhkan hati kita.


Seorang yang meremehkan hari nurani yang murni, tidak menjaga hatinya 1 Timotius 1:19 menyebutkan imannya akan kandas. Saat imannya kandas, pengharapannya pun akan sirna dan tidak akan lagi bertekun menantikan TUHAN, tetapi akan mencari jalan duniawi dalam segala sesuatu. Selanjutnya kita tahu, tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Allah dan tanpa iman kita tidak memiliki keselamatan didalam Kristus.


Menguatkan dan meneguhkan hati adalah sebuah komitment, sebuah keputusan bulat untuk tetap memiliki hati yang teguh didalam iman. Iman atau percaya kita bukan tanpa dasar, bukan pula sebuah sugesti atau angan-angan kosong, tetapi iman haruslah lahir dari Firman TUHAN. Roma 10:17, "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."


Bagaimana kita bisa mendengar Firman Tuhan yang baik dan melahirkan iman? Kemballi kita bicara tentang hati. Yakobus 1:21, "Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu." Terimalah dengan lemah lembut Firman TUHAN didalam hati kita. Menerima semua pengajaran dari Allah, mengamini semua kebenaran dan melakukan apa yang diajarkan sebagai sesuatu kebenaran. Pada saat itulah iman akan timbul dan semakin hari semakin disempurnakan didalam perbuatan-perbuatan yang kita lakukan sesuai Firman TUHAN.


Jagalah hati kita dengan baik, jangan biarkan kejahatan masuk atau kedagingan merusaknya. Biarkan kita bertumbuh didalam iman dan tetap berkomitment untuk menguatkan dan meneguhkan hati agar pengharapan akan semua yang baik dari Allah dapat kita terima didalam Kristus Yesus.


Ingat menantikan TUHAN itu tidak mudah, banyak orang jatuh dan gugur didalam iman dan pengharapan saat ia didalam jeda waktu menantikan TUHAN. Murid-murid Yesus yang telah kita lihat diatas, dari 500 orang lebih tinggal 120 orang yang setia bersama-sama berkumpul didalam doa.


Kita semua mengetahui setelah Yesus mati di kayu salib, 3 hari kemudian Ia bangkit dan ada bersama-sama selama 40 hari sampai ia naik ke Surga di bukit Zaitun. Sebelumnya Ia berkata, "Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi." [Lukas 24:49] Alkitab mencatat 50 hari setelah Yesus mati, adalah hari Pentakosta, pada saat itulah Roh Kudus yang dijanjikan itu dinyatakan. Hanya 10 hari selisihnya, dalam sepuluh hari ini tidak banyak yang tetap tekun menantikan TUHAN. 10 hari itu adalah hari yang kosong, tanpa ada wahyu, tanpa ada Yesus ditengah mereka dan tanpa ada gambaran apa yang akan terjadi dihari-hari kedepan. Mereka hanya memiliki kitab Taurat dan kisah para nabi (Alkitab Perjanjian Lama) dan pesan-pesan serta kata-kata Yesus.


Jika kita sedang dalam masa-masa menunggu TUHAN menyatakan kebaikanNya, ingatlah bahwa anda harus tetap bertekun dan menguatkan dan meneguhkan hati walau semua terlihat gelap dan tidak ada jalan yang jelas, tetapi Firman TUHAN katakan, "Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma 1:17 lihat juga Habakuk 2:4) Akan tiba saatnya, itu tidak lama lagi, TUHAN akan menyatakan segala kebaikanNya kepada kita. Ia juga tidak sabar menanti waktunya itu. Bertekunlah dan siapkanlah diri untuk disempurnakan oleh Allah.


Amin.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home