Catatan Kotbah

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timotius 3:16)

Thursday, May 31, 2007

Caranya Berbuah

TERKAM, 12 April 2007

Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. (Roma 6:22)

Sebagai seorang kristen, sudah sering kita mendengar tentang kata “berbuah”. Kita dituntut untuk menghasilkan buah. Tetapi banyak juga diantara kita yang sampai hari ini tidak mengerti bagaimana caranya menghasilkan buah tersebut, mulai dari mana dan seperti apa? Beberapa orang menyebut bahwa buah itu adalah jiwa-jiwa, tetapi tidak semua yang tertulis dalam FirmanNya tentang buah adalah tentang jiwa-jiwa. Lalu apakah buah tersebut? Buah apakah yang harus kita hasilkan? Bagaimana caranya?

MACAM-MACAM BUAH

Kita perlu mengetahui penggunaan kata “buah” di dalam Alkitab. Buah merupakan kiasan dari kata hasil atau akibat dari suatu sebab. Pemahaman dasarnya adalah pohon mangga pasti akan berbuah mangga, bukan berbuah mengkudu. (Lukas 6:43-44). Jika sesuatu adalah A, maka hasilnya A bukan B, demikian juga sebaliknya. Jika kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, maka kita harus juga ada buahnya dan buahnya itu berbeda dengan buah yang dihasilkan oleh orang dunia.

Karena itulah Firman Tuhan dalam Matius 3:8 mengatakan, “Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan”. Jika kita mengaku sudah bertobat dan meninggalkan hidup lama dalam dosa, maka tunjukanlah buahnya.

Buah pertobatan adalah kehidupan baru didalam Kristus (2 Korintus 5:17). Kehidupan yang diubahkan dari hidup lama menjadi hidup baru, dengan kebiasaan, pola pikir dan hati yang baru. Jika dahulunya sering berkelahi sekarang tidak, jika dahulu cabul sekarang sudah ditinggalkan, jika dahulu biasa mencuri sekarang sudah tidak lagi. Kata bohong diganti dengan kata-kata kebenaran dan benci, iri dan permusuhan dibuang jauh dan diganti dengan cinta, damai dan persahabatan. Berubah dari lama menjadi baru itulah buah pertobatan.

Setelah bertobat, kita dituntut untuk tetap hidup didalam terang. Karena itu kita juga dituntut untuk menghasilkan buah kebenaran, kebaikan dan keadilan.

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran (Efesus 5:8-9).

Efesus 5:9 dalam terjemahan KJV dan terjemahan bahasa inggris lainnya, kata “terang” ditulis “fruit of the Spirit” atau diterjemahkan sebagai Buah Roh (Galatia 5:22). Buah Roh ini dihasilkan oleh seorang beriman saat ia mentaati Roh Allah untuk mematikan perbuatan daging dalam hidupnya (Roma 8:13, Galatia 5:16-17). Pada saat itulah buah kebaikan, keadilan dan kebenaran bermunculan untuk memuliakan nama Allah (Yohanes 15:8, Filipi 1:11).

Buah-buah ini yang harus kita miliki, jika buah ini tidak ada pada kita, maka Firman Tuhan dalam Matius 7:19-20, akan digenapi. “Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Dari buah kita maka kita dikenali, apakah kita hidup didalam terang, atau masih hidup didalam gelap dan dosa? Karena itu hasilkanlah buah yang baik bagi Allah (Yesaya 5:1-7)

Buah selanjutnya adalah buah jiwa-jiwa yang diselamatkan. Kata buah yang melambangkan jiwa-jiwa yang diselamatkan sering diunggkapkan oleh Paulus, seperti dalam Roma 16:5 dan 1 Korintus 9:1. Buah ini didapat dari status kita sebagai murid Kristus dalam menggenapi Amanat Agung (Matius 28:19-10).

Demikian penjelasan singkat tentang buah yang dituntut oleh Tuhan dalam hidup kita. (Tentang buah-buah akan dibahas dalam naskah lain)

MENGHASILKAN BUAH

Kembali dalam Roma 6:22, bagaimana caranya kita menghasilkan buah? Jika kita baca ayat tersebut baik-baik maka kita akan melihat ternyata ada urutan untuk menghasilkan buah yang membawa kita kepada pengudusan dan kehidupan kekal. Pertama perhatikan kata, “setelah kamu dimerdekakan dari dosa” kata “setelah” merupakan gambaran langkah berikutnya dari hal sebelumnya. Hal sebelumnya adalah saat kita masih terikat dalam dosa. Kita perlu dimerdekakan dari dosa, sebagai langkah awal untuk berbuah.

Setelah itu baru dikatakan, “dan setelah kamu menjadi hamba Allah”. Kata “setelah” yang kedua ini menunjukan urutan berikutnya sesudah dimerdekakan dari dosa, kita perlu menjadi hamba Allah baru kita dapat menghasilkan buah.

Setalah ini dan setelah itu, baru kemudian ayat tersebut mengatakan, “kamu beroleh buah…”. Jadi disini, untuk menghasilkan buah, pertama kita harus dimerdekakan dari dosa terlebih dahulu, setelah itu baru kita harus menjadi hamba Allah dan kemudian baru kita dapat menghasilkan buah.

Kita akan melihat satu persatu langkah tersebut.

DIMERDEKAKAN DARI DOSA

Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka. (Yohanes 8:36)

Banyak orang kristen yang walau menyebut dirinya telah ditebus oleh Kristus tetapi masih menjadi hamba Dosa. Yohanes 8:34 mengatakan kalau orang berbuat dosa ia adalah hamba dosa. Walaupun ia ke gereja dan berdoa, bisa jadi ia masih terikat oleh dosa, ia bukan sebagai orang yang dimerdekakan dari dosa lagi, tetapi sebagai hamba dosa.

Mengapa ada orang kristen yang masih berbuat dosa? Orang kristen yang berbuat dosa, adalah orang kristen yang tidak tetap tinggal didalam Kristus. Jika ia tetap tinggal didalam Kristus pastilah ia tidak berbuat dosa lagi. Orang kristen yang tidak tetap tinggal didalam Kristus akan meremehkan atau bahkan melupakan untuk hidup sesuai Firman Tuhan, walaupun ia masih aktif di gereja dan persekutuan, atau bahkan melayani, tetapi ia telah melupakan Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat dan Penebusnya (2 Timotius 3:5).

Seorang yang tetap tinggal didalam Kristus adalah orang-orang kristen yang hidupnya dicocokan dengan kebenaran Firman Tuhan (Yosua 1:8). Seorang yang memiliki iman kepada Juru Selamat, pengharapan akan kehidupan kekal dan memiliki kasih Allah.

Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia. (1 Yohanes 3:6)

Orang kristen kalau belum pernah bertemu dan mengenal Kristus secara pribadi, ia tidak akan bisa tetap tinggal didalam Kristus dan dosa dapat berkuasa kembali dalam hidupnya (Roma 6:12). Tuhan Yesus telah menebus dan membebaskan kita dari dosa karena iman, tetapi bukan berarti dosa tidak dapat berkuasa kembali. Galatia 5:1 mengatakan, “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan”. Didalam kemerdekaan, kita masih dapat memutuskan untuk kembali kepada kuk dosa yang lama. Seperti bangsa Israel waktu dibebaskan dari perbudakan Mesir, diantaranya masih ada yang merindukan kuk perbudakan tersebut (Bilangan 11:4-6), yaitu orang-orang yang dibinasakan Allah dipadang gurun (Ibrani 3:16-18). Mereka yang mau memikul kuk dosa kembali adalah orang-orang yang belum mengenal dan bertemu dengan Yesus Krisutus secara pribadi yang dapat mengubah hidupnya secara total. Menjadi percaya itu penting, tetapi selanjutnya jangan biarkan hidup ini hambar.

Kita harus mengenal dan bertemu dengan Kristus secara pribadi. Pengalaman pribadi dengan Kristus merupakan hal yang penting. Tidak bisa kita menjadi kuat didalam iman, kasih dan pengharapan hanya dengan mendengar kesaksian orang lain, kita sendiri harus mengalami. Ayub 42:5 menuliskan, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau”. Demikian juga dengan orang Samaria dalam Yohanes 4:42, pada awalnya mereka mendengar dari perempuan sundal saja, tetapi setelah berjumpa secara pribadi, mereka menjadi percaya dengan segenap hati.

Milikilah hubungan dengan Kristus secara pribadi. Jangan jadi orang yang ikut-ikutan terus. Mulailah berdoa secara pribadi, tidak hanya saat kebaktian doa atau saat doa makan saja. Baca dan selidikilah Firman Tuhan, jangan hanya membuka Alkitab saat di gereja saja. Alkitab itu adalah surat cinta Allah. Temukan pribadi Kristus didalam Alkitab. Temukan kata-kata cintaNya untuk kita didalam Alkitab dan didalam doa. Saya yakin sauatu saat nanti, kita akan mengenalNya dengan sempurana (1 Korintus 13:12). Tinggalah tetap didalamNya, maka kita akan dapat berbuah.

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. (Yohanes 15:4)

Selanjutnya, setelah dimerdekakan dari dosa dan tetap tinggal didalamNya, kita harus mengalir keluar. Kita percaya dan diselamatkan, itu adalah untuk kita, selanjutnya Tuhan menghendaki kita “pergi” seperti yang diamanatkan dalam Markus 16:15-16. Karena itulah kita disebut hamba Allah, sebab kita melakukan kehendak Tuan kita, yaitu Allah. Bukan lagi untuk kita tetapi untuk mereka.

Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. (Roma 6:17-18)

Menjadi hamba Allah adalah kosekwansi yang kita terima saat kita dimerdekakan dari perhambaan dosa (Roma 6:11-19).

MENJADI HAMBA ALLAH

Menjadi hamba Allah bukan berarti menjadi pendeta atau pengkerja gereja atau melayani di organisasi gereja. Pengertian tentang hamba Allah adalah seorang yang melakukan kehendak Allah. Melakukan pekerjaan yang diperintahkan oleh tuannya, itulah hamba (Lukas 6:46). Hamba tidak mencari kesenangan untuk dirinya sendiri tetapi melakukan untuk tuannya (Yohanes 21:18). Melepaskan keinginan kita dan mengambil keinginan Allah sebagai keinginan kita, itulah hamba Allah.

Sebagai hamba Allah kita juga dituntut menghasilkan buah. Buah apakah yang dihasilkan oleh seorang hamba adalah dengan melakukan kehendak tuannya? Lalu kehendak Allah itu apa?

Kehendak Allah itu berbeda-beda setiap orang, masing-masing mempunyai rencana yang telah dipersiapkan Tuhan agar kita hidup didalamNya (Efesus 2:10). Untuk mengetahui kehendak Allah untuk masing-masing, kita harus mengerti isi hatiNya. Raja Daud dalam Mazmur 40:9, mengatakan “aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku.” Untuk mengerti kehendak Allah, Firman Tuhan harus ada didalam hati kita. Dengan pimpinan Roh Kudus maka kita akan memahami apa kehendak Allah dalam hidup kita saat ini (Mazmur 143:10).

Pada orang belum bertobat, saat mereka bertanya apa kehendak Allah baginya, maka Tuhan mengatakan kehendak Allah agar mereka percaya kepada Tuhan Yesus Kristus (Yohanes 6:29). Dalam 1 Thesalonika 4:3-5, kepada jemaat di Thesalonika, kehendak Allah untuk mereka adalah hidup kudus dan menjahui kebiasaan percabulannya. Juga dalam 1 Petrus 2:15 kepada orang lain Allah menghendaki mereka untuk membungkam kepicikan disekitarnya, dan masih banyak lagi yang semuanya bersifat pribadi, tidak harus sama satu dengan yang lain. Masing-masing sesuai pimpinan Tuhan.

Bahkan Tuhan Yesus juga melakukan kehendak Allah yang hanya untukNya, yaitu mati dikayu salib untuk menebus dosa umat manusia (Yohanes 8:42), demikian juga dengan Daud yang melakukan kehendak Allah pada jamannya seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 13:36, 22. Demikian juga dengan Paulus, ia tahu kehendak Allah baginya adalah menjadi rasul Kristus (1 Korintus 1:1). Kita masing-masing memiliki rencana dan kehendak Allah sendiri-sendiri, tidak harus sama satu dengan yang lainnya. Karena itu kita harus sadar dan berusaha untuk memahami apakah kehendak Allah sesungguhnya bagi kita.

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2).

Setiap orang memiliki bagiannya masing-masing didalam tubuh Kristus kata I Korintus 12:14-18, setiap kita memiliki tugas sendiri-sendiri sesuai yang dikehendaki oleh Tuan kita. Tidak semua menjadi mata atau mulut atau tangan. Apakah kehendak Tuhan untuk kita, kita harus mencarinya agar kita layak disebut hamba Allah.

Adalah menyesatkan jika seorang menyebutkan bahwa kehendak Allah adalah mentaati seluruh Firman Tuhan, walaupun hal itu benar. Menyesatkan yang dimaksud adalah membuat seseorang percaya menjadi tidak khusus dihadapan Allah, sebagai hamba yang tidak mengetahui apa sebenarnya tugasnya. Jika kita tidak tahu kehendak Allah yang khusus untuk kita, maka kita menjadi orang kristen yang biasa-biasa, yang hambar, dari pagi sampai malam, dari tahun ke tahun hanya seperti itu saja. Inilah yang terjadi saat ini.

Mari kita mengetahui apa yang menjadi bagian tugas kita sebagai hamba Allah, apa yang menjadi kehendak Tuan kita. Terkadang kehendak Allah atas hidup kita tidak mengenakan daging ini, tetapi jika kita tinggal didalam kehendak Allah maka kita akan barbuah-buah. Bahkan penderitaan karena melakukan kehendak Allah tersebut sebenarnya adalah kasih karunia Allah kata I Petrus 2:19.

Tetapi kalau kita tidak mengetahui kehendak Allah dengan benar dan menganggap kehendak Allah ya mentaati seluruh Firman Tuhan, maka kita akan kesulitan berbuah-buah.

Temukan apa yang menjadi kehendak Allah dalam hidup kita, lewat hubungan pribadi kita dengan Tuhan Yesus. Kita akan mengetahui apakah yang dikehendaki Allah untuk kita taati sebagai hambaNya. Mari kita memberikan buah yang terbaik bagiNya. Dan waktu yang sisa ini jangan lagi kita gunakan untuk melakukan keinginan kita, tetapi mari kita melakukan keinginan Allah, menjadi hambaNya (I Petrus 4:2). Ingat kita memiliki tempat tersendiri dalam tubuh. Setiap orang kristen yang disebut sebagai hamba Allah harus tahu apa pekerjaannya.

BERBUAH-BUAH

Setelah kita memahi langkah atau tahapan untuk berbuah, mari kita berikan buah yang baik dan banyak untuk Allah kita. Tetaplah tinggal didalam Kristus dan milikilah hubungan pribadi dengan Kristus, temukan dan kenaliah. Setelah itu sebagai seorang hamba, ketahuilah apa yang menjadi kehendak Allah didalam hidup kita. Kehendak Allah dalam hidup kita berbeda dengan kehendak Allah terhadap orang beriman lainnya. Mulailah berbuah-buah dengan mentaati dan melakukan kehendak Tuan kita.

“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah”. (Yohanes 15:1-2)

Bersedialah untuk dibersihkan dan disempurnakan.

Salam,

Leonardi Setiono