Catatan Kotbah

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timotius 3:16)

Wednesday, September 01, 2010

Bapa Yang Baik

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Matius 7:7-11


Didunia ini, ada ayah yang tidak peduli dengan anaknya, ada yang malah melukai, menjual atau atau bahkan membunuh anaknya sendiri, tetapi itu satu atau dua kasus dari jutaan bahkan puluhan juta ayah. Secara umum, semua ayah sangat mencintai anaknya.


Ayah memang cenderung tidak banyak bicara seperti wanita, atau ibunya, tetapi perhatian dan pikirannya dicurahkan untuk anak. Mereka membanting tulang, dari pagi sampai malam untuk memberikan apa yang layak dan terbaik untuk anak-anaknya.


Bahkan seorang penjahat, terhadap anaknya sendiri, ia lebih perhatian dan peduli. Walau masyarakat mengenalnya jahat, terhadap anaknya ia baik dan bahkan anaknya menganggap ayahnya sebagai pahlawannya. Apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh anak, sang Ayah akan selalu berusaha memenuhi bahkan walau tidak mampupun sang Ayah akan berusaha untuk anak-anak tercintanya.


Didalam ayat Firman Tuhan diatas, Yesus mengatakan bahwa Ayah didunia ini walau jahat sekalipun memeberikan roti kepada anaknya yang meminta roti, apalagi Bapa di Surga, yang jauh lebih sempurna dari semua bapa didunia.


Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti?


Roti adalah makanan utama bangsa Israel, seperti nasi di Indonesia. Sering kali kita mengdengar istilah "bekerja untuk sesuap nasi" dimasyarakat yang kita tahu maksudnya adalah bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Demikian juga roti, disebutkan dalam kitab suci, merupakan gambaran akan kebutuhan hidup kita. Seperti sandang, pangan dan papan.


Sebagai orang beriman, kita percaya kita adalah anak-anak Allah (Galatia 3:26) dan kerena itu kita berdoa kepada Bapa di Surga meminta kebutuhan hidup kita (Mazmur 55:23, Filipi 4:19) . Tidak banyak diantara kita berdoa memohon kepada Bapa sambil bercucuran air mata dan mungkin juga dengan doa puasa.


Sering kali juga sebagai anak-anak Allah, kita merasa, kok Bapa memberikan "batu" saat kita meminta "roti" kepadaNya? Saat kita membutuhkan sesuatu, mengharapkan pertolonganNya atas persoalan atau mengharapkan berkat dan kesembuhan dari Bapa, yang kita lihat dihadapan kita malah sesuatu yang lebih berat, melihat kepahitan bahkan kematian. Seperti menerima batu bukan roti.


Pada saat itu, Iblis akan memanahkan panah beracunnya, kita mencobai Allah dengan tuntutan bahkan disertai ancaman-ancaman. Kita tanpa sadar mulai berkata-kata seperti Iblis. "Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." Lukas 4:3. Kita mulai menuntut seperti apa yang kita mau, dan tidak lagi mau mendengarkan apa yang Bapa mau. Banyak diantara kita mengancam Allah, "Jika aku tidak mendapatkan... aku tidak akan ke gereja lagi" atau "Jika dalam bulan ini tidak ada jawaban... aku tidak akan menyebut Tuhan lagi" dan banyak kata-kata jahat dari Iblis yang kita lontarkan.


Jangan meminta "batu menjadi roti" sebab Bapa di Surga tidak pernah memberikan batu. Ia memberikan roti kepada anak-anakNya. Allah Bapa memberikan apa yang kita butuhkan, memberikan segala yang terbaik untuk kita. Iblis mengatakan itu "batu" tetapi kita harus dapat melihat bahwa Bapa yang mengasihi kita telah menyediakan roti yang nikmat untuk kita.


"..., karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." II Korintus 4:18


Bapa di Surga, memikirkan apa yang terbaik, seperti bapa di dunia mengasihi anaknya, ia memberikan sesuatu yang berguna bagi masa depan kita. Sering kali anak dipukul, sering kali diwajibkan belajar, mengerjakan tugas sekolah sambil ditunggui dengan rotan, kadang anak dipaksa untuk meminum cairan yang pahit agar ia sembuh dari sakitnya, saat kita kecil kita merasa ayah melakukan hal yang jahat, yang iblis katakan itu "batu". Tetapi saat kita dewasa kita tahu, semua itu untuk kebaikan kita, untuk masa-masa kedepan yang kita saat itu tidak dapat lihat. Demikian Bapa di Surga, sering kali berbuat lebih dari itu, Ia tidak ingin kita binasa di neraka dan dihukum bersama-sama orang berdosa dan antikristus. Karena itu roti yang diberi terkadang terasa tidak enak bagi daging, tetapi itu sehat dan bermanfaat untuk kesehatan kita.


Mungkin kita ingat ayat yang sering kita baca berikut ini, "Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Matius 6:32-33. Segala kebutuhan jasmani, segala perkara didunia ini yang fana, Allah Bapa di Surga tahu kita memerlukannya dan dengan senang hati akan diberikannya kepada kita, tetapi lebih dari itu, Allah Bapa di Surga, mengutamakan perkara kekal.


Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? Lukas 9:25


Karena itulah maka sering kali kita tidak melihat roti yang kita minta seperti roti yang kita harapkan, sebab roti yang kita butuhkan diberikan oleh Bapa untuk perkara didunia dan juga untuk kekal, bukan hanya untuk dunia ini saja.


Belajarlah untuk mulai melihat bahwa Bapa di Surga selalu memberikan roti kepada anak-anakNya, Ia tidak pernah memberi batu, sebab memang demikian yang dijanjikanNya.


atau memberi ular, jika ia meminta ikan?


Di Indonesia terdapat berbagai macam jenis ular, paling banyak habitatnya diantaranya adalah ular yang tidak berbisa, seperti ular pohon, ular sawah dan banyak lainnya lagi. Tetapi di Israel dan sekitarnya, ular disana kebanyakan adalah ular-ular yang beracun, mengandung bisa yang mematikan. Setidaknya ada 40 jenis ular yang hidup di Israel, separuh lebih diantaranya ular beracun.


Saat kita meminta ikan kepada Bapa di Surga, ia tidak akan memberikan ular yang dapat menyemburkan bisa mematikan. Banyak orang saat menginginkan sesuatu, saat berharap menerima "ikan" yang baik, malah menghadapi perkara yang lebih buruk lagi dan bahkan seakan membawa kita terpaksa berbuat dosa dan kejahatan. Membuat kita terhimpit dan tidak ada jalan keluar, sepertinya Bapa memberikan ular yang berbisa kepada kita.


Allah tidak pernah membawa kita kepada keadaan yang membuat kita berdosa, yang menghimpit kita seakan kita terpaksa harus berbuat dosa dan kejahatan. Ingat apa yang ditulis dalam kitab Yakobus.


Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Yakobus 1:13-15


Allah tidak pernah membawa seseorang kepada keadaan dimana ia terjatuh dalam dosa. Bahkan dalam kesukaran yang terberat sekalipun, Bapa selalu memberikan jalan keluar bagi anak-anakNya tetapi sering kali mereka mengabaikannya dan memilih jalannya sendiri, yaitu jalan keluar yang lahir dari keinginan daging dan hawa nafsunya.


Sering kali seseorang dihadapkan kepada keadaan dimana ia terhimpit misalkan, keuangan, saat kita belajar tentang hidup berpada, berharap dengan iman, disisi lain pikiran dan hati kita melahirkan keinginan daging dan hawa nafsu untuk menjadi lebih kaya dan akhirnya ia terjebak oleh berbagai macam masalah dan berujung kepada perbuatan dosa dan kejahatan. Misalkan ia memilih jalan berhutang kepada rentenir atau meminjam uang di bank untuk sesuatu pekerjaan yang tidak jelas, pada saat kehancuran datang lebih parah, banyak orang menuduh Bapa memberikan ular saat ia meminta ikan. Padahal semuanya jelas, bisa ular itu datang dari hawa nafsu kita, dari dosa dan kejahatan.


Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik warnanya, dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat, tetapi kemudian memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa seperti beludak. Amsal 23:31-32.


Disekitar kita, banyak jalan keluar, banyak jalan untuk mencapai harapan dan keinginan kita dengan jalan yang penuh liku dan jauh dari kebenaran. Berapa sering kita melihat peluang yang sebenarnya bukan peluang. Jika kita menempuh jalan yang menarik dan nikmat tersebut, saat berubah menjadi bisa ular, jangan menyalahkan Tuhan dan mengatakan "Tuhan memberiku ular berbisa"


Ingat, Bapa selalu memberikan yang terbaik, ia memberikan ikan kepada kita tetapi lebih dari itu, Bapa menghendaki kita memikirkan perkara yang kekal, perkara yang diatas bukan hanya perkara fana. Selama nafsu rakus ini menjalar hidup kita, maka kita akan menuntut ikan seperti yang kita mau, bukan ikan yang terbaik yang Bapa sediakan.


Ikan dan daging, adalah pelengkap dari lauk-pauk pada masa itu. Didalam kehidupan saat ini, ikan dan daging yang ditulis adalah sesuatu yang mungkin dapat digambarkan sebagai keinginan atau biasa kita sebut kebutuhan sekunder (walau menurut ilmu kesehatan modern, ikan dan daging itu adalah kebutuhan gizi dan nutrisi harian yang kita kenal dengan istilah empat sehat lima sempurna).


Sebagai anak, jika kita menginginkan sesuatu tentu kita meminta kepada ayah kita bukan kepada tetangga atau orang asing. Demikian juga dengan kebutuhan sekunder dan keinginan-keinginan kita meminta juga kepada Allah Bapa di Surga. Janji Bapa bahwa Ia juga akan memberikan ikan saat kita meminta ikan. Tetapi bukan ikan yang membawa kita berdosa dan lebih dekat kepada dunia.


Seperti yang terjadi pada bangsa Israel di padang gurun, Bapa telah memberikan Manna, roti dari Surga, tetapi mereka menuntut ikan yang dari Mesir. Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat." Bilangan 11:4-6.


Jangan menuntut ikan sesuai dengan keinginan kita, belajarlah percaya kepada Bapa, sebab ia yang memelihara hidup kita. Ia yang menjamin makan dan hari-hari kita penuh sukacita dan damai sejahtera. Bapa sayang kepada anak-anakNya, Bapa yang baik memberikan yang terbaik untuk kekal bukan memuaskan nafsu didunia ini dan merusak sesuatu yang kekal yang jauh lebih berharga.


Saat 5000 orang laki-laki kelaparan, Bapa memberikan mereka makan roti dan ikan sampai puas dan bukannya memberi batu dan ular. Hanya dari 5 roti dan 2 ikan, bukan hanya 5000 orang laki-laki makan sampai puas tetapi juga anak-anak dan wanita serta masih sisa 12 bakul (Matius 14:14-21). Sering kali saat kita meminta roti dan ikan, kita menerima roti dan ikan dari Bapa, tetapi mata jasmani merasa roti dan ikan tersebut kurang. Saat itu dapatkah kita percaya Bapa memenuhi segenap kebutuhan dan bahkan memperhatikan keinginan kita? "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Amsal 3:5-6.


Jika kita percaya (Markus 9:23), maka saat itulah mujizat akan kita lihat, saat itu kita melihat kuasaNya bekerja dalam hidup kita dan kita melihat Allah Bapa memelihara kita dengan tanganNya yang perkasa. Didalam kelemahan kita, ada kuasa yang besar dari Allah yang bekerja lewat iman dan pengharapan (II Korintus 12:9-10).


"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."


Inilah janji Bapa di Surga kepada anak-anakNya. Bapa menghendaki anak-anakNya tidak malu untuk meminta kepadaNya. "Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu." Yohanes 16:23-24.


Jangan berhenti berdoa, dan jangan malu atau segan berdoa memohon kepada Allah Bapa di Surga, sebab didalam nama Tuhan Yesus Kristus, apa yang kita minta akan diberikan kepada kita. Tentu permintaan yang bukan lahir dari hawa nafsu kita, tetapi permintaan anak-anakNya yang memandang kepada perkara-perkara diatas (1 Yohanes 5:14).


Jangan juga berhenti mencari, karena apa yang kita cari akan kita temukan. Mencari adalah kata kerja yang aktif bukan pasif. Dimana kita harus berusaha tanpa putus asa. Sering kali kita hanya berusaha sebentar saja dan telah berhenti. Firman Tuhan katakan carilah dan carilah sampai kita menemukan, sebab pasti kita akan menemukannya dengan iman atas janji Bapa kepada kita.


Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. Ibrani 10:36


Jangan berhenti mengetuk, sebab pintu pasti akan dibukakan. Mengetuk pintu sampai dibukakan adalah tentang berharap. Jangan berhenti berharap, sebab pengharapan kita nyata karena janji Allah tidak pernah berubah didalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Didalam segala hal kita harus memiliki pengharapan kepada Allah Bapa sampai segala sesuatunya digenapkan didalam hidup kita. "Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya." 1 Korintus 9:10


Ingatlah bahwa Bapa tidak pernah berdusta. Semua janji dari Bapa yang baik itu diberikan kepada kita, agar kita anak-anakNya dapat hidup berbahagia didunia ini, hidup damai dan sejahtera didalam namaNya yang agung dan besar.


Amin.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home