Catatan Kotbah

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timotius 3:16)

Saturday, March 24, 2007

Emosi dan Kemarahan

Sebagai seorang kristen yang mengaku bahwa Yesus itu adalah Tuhan dan Mesias, dan percaya oleh kematian dan kebangkitan-Nya kita memperoleh pengampunan atas semua dosa-dosa kita. Maka sudah selayaknya kita hidup menurut apa yang berkenan di hadapan-Nya. Sebab suatu keharusan kita menjaga agar hidup kita ini selalu benar dan berkenan baik dihadapan manusia, terutama dihadapan Allah pencipta semesta raya ini dan juga penebus kita.

Topik kali ini adalah tentang marah. Sering kali kita mudah marah dan emosi menghadapi sesuatu yang menjengkelkan kita. Apalagi kalau itu adalah sesuatu yang terus menerus terjadi dan hal itu mengusik ketenangan dan ego kita.

Sudah berapa kali kita marah dalam satu minggu ini. Sudah berapa banyak orang yang menjadi ‘korban’ kemarahan kita? Tentu kita tidak menghitung hal itu. Sebenarnya kita sekarang tidak bicara berapa kali kita marah, tetapi benarkah kita harus marah jika emosi dan kejengkelan kita memuncak? Apa yang dikatakan Tuhan dalam Firman-Nya tentang amarah manusia, mari kita baca didalam surat Yakobus 1:19-20, “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.”

Jelas apa yang ditulus oleh surat Yakobus diatas. Amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Alkitab mengatakan bahwa kemarahan manusia itu bukan suatu yang berkenan di hadapan Allah. Lalu setelah kita mengetahui hal itu. Apakah kita masih mau marah jika emosi kita memuncak?. Tidak lagi, itu harapan Tuhan kita Yesus Kristus.

Memang tidak semudah menulisnya, apalagi bagi mereka yang biasa marah. Satu hal yang perlu Anda ingat. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil (Anda dapat membacanya di surat Lukas 1:37). Jika Anda memutuskan untuk taat Firman Tuhan, maka kita tidak akan dibiarkannya melakukan itu dengan kekuatan kita yang terbatas sebagai manusia, tetapi Roh Kudus akan menolong kita. Roh Allah yang akan memberi kekuatan kepada kita untuk mentaatinya.

Musa adalah seorang hamba Tuhan yang dahulunya adalah seorang yang beringas dan pemarah. Bahkan karena emosi Musa sampai membunuh orang (Keluaran 2:11-12) namun setalah ia mau taat dan bersedia diolah dan hidup berkenan di hadapan Tuhan, Musa menjadi seorang yang sangat lembut hatinya di seluruh muka bumi ini. Kata-kata ini ditulis didalam Firman Tuhan sebagai kebenaran (Bilangan 12:3). Kita mungkin marah tetapi tidak sampai membunuh orang. Namun demikian perbuatan kita masih tidak benar dihadap Allah. Berhentilah untuk marah dan bersedialah untuk diolah Tuhan. Maukah kita mentaati Firman-Nya? Amarah manusia itu tidak mengerkanan kebenaran dihadap Allah. Jadilah seperti Musa yang oleh kemauannya dan dengan kuasa Roh Kudus diubahkan oleh taat akan Firman Tuhan.

Mengapa amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran dihadapan Allah? Hanya marah saja koq? Jawabnya dapat kita temukan didalam surat Mazmur 37:8-9, bunyinya sebagai berikut. “Berhentilah marah dan tinggalkan panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Sebab orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeri.” Semua orang yang marah akan terseret kedalam kejahatan. Kejahatan yang akan membawa kita kepada kebinasaan kita sendiri. Benci adalah dosa membunuh dikatakan dalam I Yohanes 3:15, bukan hanya benci saja yang timbul, bukankah kita juga merencanakan yang jahat terhadap orang yang membuat kita marah? Saya tidak tahu apakah anda diantara Anda yang bukan saja merencanakan balas dendam tapi malah telah melaksanakan dan Anda menikmatinya. Oleh karena marah berapa banyak kejahatan dan dosa yang kita perbuat. Apakah Allah akan senang dengan semua itu? Tidak, Allah sangat membenci sifat itu.

Sekarang Anda telah tahu bahwa marah itu merupakan sifat yang dibenci oleh Tuhan. Bagaimana anda meresponi sedikit renungan ini?. Nantikanlah Tuhan didalam kebenaran, maka sinar-Nya akan bercahaya di atasmu. Tinggalkan sifat yang tidak diperkenan Tuhan itu dan jadilah anak yang memperkenankan hati Bapanya.

GOD IS GOOD

Leonardi Setiono
(Naskah yang aku tulis saat remaja)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home