Catatan Kotbah

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timotius 3:16)

Wednesday, September 12, 2007

Jodoh Sesuai Firman Tuhan


Cinta ada yang romantis, ada juga cinta yang realistis. Dari paham cinta tersebut maka lahirlah bermacam-macam bentuk pernyataan, termasuk tentang keajaiban jodoh. Bagi mereka yang menyukai cinta romantis, lebih tertarik dengan pernyataan "jodoh dari Tuhan" seakan khusus, hanya ada satu (seperti pecahan giok) dan pertemuannya secara "ilahi". Pokoknya Tuhan yang sodorkan secara ajaib gitu deh...

Tetapi bagi mereka yang lebih condong pada cinta yang realistis, mereka memandang keajaiban jodoh itu tidak ada, semua ya jodoh dari Tuhan kalau sudah dinikahi. Yang penting saling mencocokan, menerima satu sama lain, baru bisa disebut jodoh. Intinya, jangan cengeng gitu lah...

Tentang jodoh dan pernikahan yang benar, kita seharusnya memahami dari Alkitab, bagaimana Alkitab menjelaskan tentang pernikahan.


PERNIKAHAN DIDALAM ALKITAB

Tentang pernikahan telah ditulis sejak penciptaan. Sejak manusia pertama, Adam, tentang pernikahan sudah tertulis, Hawa diciptakan untuk menjadi pasangan (jodoh) dalam hidupnya.

Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. (Kejadian 2:21-25)

Dari kitab Kejadian tersebut, kita mengenal istilah suami dan istri, mengenal tentang pernikahan. Dimana Allah mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan akan bersatu (didalam penikahan kudus). Jelas tertulis laki-laki dan perempuan, bukan laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan (Roma 1:26-27). Pernikahan homo dan lesbi tidak sesuai kehendak Allah. Yang disebut pernikahan adalah antara laki-laki dengan perempuan.

Begitu indahnya pernikahan, laki-laki dan perempuan, bagaimana dua jiwa dapat berpadu, berjalan bersama, saling mengasihi, ada kisah cinta dan saling memperhatikan. Raja Salomo dalam hikmat Allah menulis dalam Amsal 30:18-19 bahwa jalan seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suatu hal yang mengherankan dan tidak dimengerti, seperti sebuah misteri.

Memang benar, pernikahan, kisah penciptaan Adam dan Hawa, sebenarnya merupakan rahasia besar, bukan hanya tentang pernikahan manusia, tetapi tentang rencana Allah terhadap gereja dan Kristus (Efesus 5:31-32). Itulah sebabnya pernikahan disebut kudus dan tidak dapat diceraikan (Markus 10:9).


LAKI-LAKI DARI PEREMPUAN

Didalam kitab Kejadian, keberadaan atau asal-usul laki-laki dan perempuan ditulis dengan jelas. Laki-laki selalu ditulis terlebih dahulu, bahkan dalam perhitungan orang Israel, hanya dihitung laki-laki saja, perempuan dan anak-anak tidak dihitung. Juga dalam banyak hal, yang diperhitungkan hanya laki-laki, yang disebut anak sulung juga hanya laki-laki, bahkan perempuanpun diharapkan bersikap seperti laki-laki kata I Korintus 16:13. Tentu saja yang dimaksud bukan secara prilaku atau penampilan, tetapi laki-laki secara rohani.

Dengan menuliskan didepan dan seakan diutamakan dalam segala hal, bukan berarti laki-laki lebih unggul dari perempuan, bukan berarti laki-laki lebih berarti dari perempuan. Penulisan dalam Perjanjian Lama merupakan penggambaran tentang laki-laki secara rohani, seperti halnya perintah Tuhan untuk membunuh pendosa tanpa tersisa (Ulangan 13:12-15), hal itu bukan dimaksud membunuh secara jasmani tetapi secara rohani (2 Korintus 3:14-15). Laki-laki lebih utama bukan secara jasmani tetapi dalam pengertian rohani.

Dalam pengertian jasmani tentang jenis kelamin, laki-laki itu sama dengan perempuan. Allah tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan (Roma 2:11).

Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan. Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah. (1 Korintus 11:11-12)


PEREMPUAN DARI LAKI-LAKI

Tentang perempuan, FirmanNya menulis, "Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki". Kata tersebut menjelaskan kalau ada sesuatu yang diambil dari laki-laki, dan ayat 21 diatas menyebutkan bahwa yang diambil tersebut (tulang rusuk Adam), dan tidak diganti baru tetapi hanya ditutup oleh daging. Jelas ada sesuatu yang berkurang dari laki-laki.

Allah menjadikan perempuan dari apa yang kurang (dikurangi) dari laki-laki. Sehingga laki-laki dan perempuan jika bersatu akan menjadi lengkap (genap). Bukankah Firman Tuhan menuliskan "Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu." (Markus 10:6-8). Mereka menjadi satu bukan dua dihadapan Allah.

Inilah pernikahan, inilah jodoh. Bahwa laki-laki dan perempuan akan saling melengkapi dan menjadi genap (satu) didalam pernikahan kudus. Istri merupakan bagian dari suami dan suami merupakan bagian dari isteri, keduanya adalah satu daging, satu tulang.

Kata diambil dari laki-laki menandakan bawah perempuan diciptakan untuk menghormati dan tunduk kepada suaminya, demikian juga dengan suami yang mana ada sesuatu darinya yang diambil untuk dijadikan perempuan, maka isteri adalah bagian dari tubuhnya sendiri (Kolose 3:18-19, Efesus 5:13, 1 Petrus 3:5-7). Isteri tunduk kepada suami kelihatannya kok tidak populer, tetapi inilah Firman Tuhan. Jangan kita karena emansipasi wanita, modernisasi dan kebodohan-kebodohan lain mengubah hukum Allah. Tenang hal ini, tentang hubungan Kristus, suami dan isteri dapat anda baca dalam Efesus 5:22-33 dan I Korintus 11:3-15. (Merupakan pembahasan tersendiri)


SALING MELENGKAPI

Saling melengkapi merupakan inti dari pernikahan. Satu dengan yang lainnya saling tolong menolong didalam kekurangan dan kelebihan masing-masing sehingga menjadi genap (satu). Bukankah Pengkotbah 4:9-10, mengatakan, "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!" Coba juga baca I Korintus 7:16.

Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan, agar mereka dapat saling tolong menolong, dimana berdua lebih baik kata Firman Tuhan, berdua dapat saling tolong menolong, bahu membahu, saling melengkapi. Karena jika manusia sendirian, maka tidak ada yang akan menjadi penolong baginya, hal itu tidak baik dimata Tuhan.

TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2:18)

Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan tujuan menjadikan mereka sebagai penolong yang sepadan. Suami menolong isteri, isteri menolong suami. Demikianlah penikahan kudus menggenapi hukum Kristus (Galatia 6:2).

Sejak awal penciptaan Allah telah menetapkan agar suami dan isteri saling tolong menolong. Jika tidak demikian maka Allah tidak menciptakan laki-laki dan perempuan. Bukankah Tuhan telah menciptakan beberapa binatang didunia ini yang dapat berkembang biak tanpa proses persetubuhan? Binatang tersebut diciptakan Allah untuk menunjukan pada kita bahwa tujuan pernikahan bukan untuk berkembang biak. Allah sanggup membuat manusia berkembang biak, beranak cucu, tanpa proses persetubuhan, jika memang Allah menghendaki manusia hanya seorang diri. Tetapi Allah menghendaki kita saling tolong menolong suami dan isterinya sesuai hukum Kristus.


HANYA ADA SATU

Selanjutnya, tentang kepada siapa kita menjadi satu. Beberapa orang romantis menganggap jodoh itu adalah tulang rusuk yang merupakan tulang rusuk satu-satunya tidak ada yang lain. Beberapa lagi yang lebih rasional mengaggap siapa saja dapat menjadi tulang rusuk.

Yang jelas sejak awal, hanya ada satu tulang rusuk yang diambil. Hanya ada satu pasangan suami dan istri, bukan satu suami dengan belasan istri, atau satu istri dengan beberapa suami. Roma 7:3, menuliskan "Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain." Anda juga dapat membaca dalam 1 Thesalonika 4:4, 1 Korintus 7:2, 1 Timotius 3:2,12 atau simak 1 Petrus 3:7, disana istri ditulis tunggal bukan jamak. Banyak ayat lain lagi yang menjelaskan satu suami satu istri.

Kebenaran tentang satu suami dengan satu istri sudah jelas. Selanjutnya menemukan tulang rusuk. Siapa tulang rusuk kita? Dapat siapa saja atau hanya ada satu-satunya?


MENEMUKAN TULANG RUSUK

Tanda Pertama
Adam menikah dengan Hawa, Kain menikah dengan adiknya, demikian juga dengan Set dan keturunan-keturunannya mereka menikah sesama anggota keluarga, bahkan sampai Abraham (Kejadian 20:12), Ishak (Kejadian 24:4) dan Yakub (Kejadian 29:12-14), mereka menikahai sanak saudara mereka sendiri. Hal ini terus terjadi sebab demikianlah hukum Taurat yang diturunkan oleh Allah (Bilangan 36:8-13, Hakim-hakim 14:3, dll). Mereka tidak boleh menikah dengan bangsa-bangsa lain (Ulangan 7:1-5, Kejadian 24:3, 28:1).

Hukum Taurat tersebut digenapkan dalam Perjanjian Baru seperti yang tertulis dalam II Korintus 6:14, "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?"

Kita sebagai umat Tuhan, anak-anak Abraham secara rohani (Galatia 3:7), juga wajib menikah dengan sesama saudara seiman. Inilah tanpa pertama. Jodoh dari Tuhan adalah sesama bangsa Israel rohani.

Tanda Kedua
Kejadian 2:24 menjelaskan laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya untuk menjadi satu dengan istrinya. Bangsa Israel mempunyai kebiasaan, setiap anak laki-laki yang menikah ia akan keluar dari rumah orang tuanya dan membangun keluarganya sendiri.

Seseorang yang menikah haruslah telah dewasa dan siap memulai kehidupannya sendiri bersama dengan suami/istrinya, bukannya seorang anak-anak atau remaja yang masih sangat bergantung kepada orang tuanya. Dalam Perjanjian lama, laki-laki berbeda dengan anak-anak. Walaupun laki-laki tetapi kalau masih anak-anak tidak dihitung sebagai laki-laki.

Laki-laki dewasa didalam pengertian Taurat adalah laki-laki yang berusia dua puluh tahun keatas. "Hitunglah jumlah segenap umat Israel menurut kaum-kaum yang ada dalam setiap suku mereka, dan catatlah nama semua laki-laki di Israel yang berumur dua puluh tahun ke atas dan yang sanggup berperang, orang demi orang. Engkau ini beserta Harun harus mencatat mereka menurut pasukannya masing-masing." (Ulangan 1:2-3). Dibawah umur tersebut, mereka masih menjadi tanggungan orang tua mereka masing-masing dan tidak diperhitungkan sebagai seorang laki-laki.

Dua puluh tahun bukan batas minimal umur untuk menikah menuruh Firman Tuhan, tetapi kita dapat menjadikan sebagai acuan untuk mulai memikirkan pernikahan, sebab dibawah usia tersebut sebaiknya berfikir untuk menikah ditahan dahulu.

Yang terpenting bukan umurnya, melainkan kesanggupan mereka berperang, "yang berumur dua puluh tahun ke atas dan yang sanggup berperang, orang demi orang" (Ulangan 1:3a). Berperang adalah kemampuan memikul beban kehidupan (Ayub 7:1).

Bahwasanya hal manusia di atas bumi ini seperti orang perang adanya dan hari hidupnyapun seperti hari orang upahan. (Ayub 7:1, Alkitab Terjemahan Lama)

Baik laki-laki maupun perempuan, mereka adalah sama (1 Korintus 16:13), harus sanggup berperang, bergumul didalam kehidupan ini. Walau sudah berusia dua puluh tahun tetapi kalau belum sanggup memikul beban kehidupan sebaiknya jangan menikah dahulu. Hanya yang telah diperhitungkan sebagai "laki-laki" yang boleh menikah.

Inilah tanda kedua, Jodoh dari Tuhan adalah mereka (laki-laki atau perempuan) yang telah dewasa dan sanggup memikul beban kehidupan ini.

Tanda Ketiga
Setelah kita mengetahui tanda pertama bahwa ia adalah saudara seiman, dan tanda kedua telah dewasa dan dapat disebut sebagai laki-laki, maka selanjutnya adalah tanda pengikat.

"Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah." (Kolose 3:14-15)

Kasih atau cinta adalah pengikat yang membuat dua menjadi satu. Tanpa cinta, dua tidak dapat menjadi satu. Pernikahan harus didasari atas cinta, bukan atas hawa nafsu (1 Thesalonika 4:4-5). Menyukai lawan jenis, tidak semuanya didasari atas cinta, beberapa walau tampak seperti cinta, tetapi sebenarnya adalah hawa nafsu.

Kasih suami isteri itu menyatukan dan meyempurnakan jika keduanya saling mencintai, bukan salah satu saja yang mencintai. Cinta terhadap suami isteri, cinta terhadap teman atau sahabat, cinta terhadap keluarga dan orang tua merupakan bentuk cinta yang berbeda-beda. Cinta suami isteri adalah cinta saling memiliki, seperti yang ditulis dalam 1 Korintus 7:4, "Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya."

Mengasihi seperti mengasihi bagian tubuh sendiri (Efesus 5:28-29), itulah cinta suami istreri. Tanda-tanda cinta secara umum dapat anda baca dalam 1 Korintus 13:4-7 (kata cemburu dalam Alkitab Terjemahan Baru sebenarnya lebih tepat ditulis dengki, dalam terjemahan KJV, NKJV, ASV, YLT dan lain-lain menggunakan kata envy buka jealous). Sebab pasangan suami dan istri harus ada cemburu dan kesucian didalam cintanya, seperti yang dikatakan II Korintus 11:2.

Tanda ketiga adalah adanya cinta. Bukan cinta satu pihak, tetapi saling mencintai. Karena cinta dan kesucian maka dua dapat menjadi satu.

Tanda Keempat
Setelah tanda ketiga yaitu cinta yang menjadi pengikat yang membuat dua menjadi satu, maka berikutnya, seperti yang tertulis dalam penciptaan manusia, didalam Kejadian 4:25, "Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu."

Telanjang bukan secara jasmani (dosa jika diluar pernikahan). Tetapi didalam pengertian rohani, telanjang mempunyai arti terbuka, terlihat segala kekurangan, keburukan dan kelebihan kita.

Suami dan istri haruslah terbuka, mereka tidak boleh menutupi keburukan satu sama lain, segala kelemahan dan kekurangan hedaklah terbuka dan diketahui masing-masing. Untuk itulah mereka saling melengkapi dan menyempurnakan, bukan malah sebaliknya saling menutup-nutupi kekurangan dan kelemahan masing-masing. Jangan ingin tampil (seakan) prima didepan penolong sejodoh kita, karena kekurangan tersebutlah maka laki-laki dan perempuan ada, pernikahan ada. Agar mereka dapat saling menolong dan melengkapi sehingga keduanya menjadi genap.

Tanda keempat adalah keterbukaan. Jodoh dari Tuhan satu sama lain harus dapat saling mengenal, memahami dan meyempurnakan. Jika anda merasa tidak cocok dengan kekurangannya dan tidak yakin dapat menggenapinya maka mungkin ia memang bukan penolong sejodoh bagi anda.

Tanda Kelima
Tanda kelima merupakan peneguhan dari Tuhan atas pasangan yang akan menjadi suami atau isteri. Peneguhan dari Tuhan itu perlu, sebab hanya Tuhanlah yang tahu mana penolong sejodoh kita. Banyak laki-laki dan banyak perempuan, tetapi tidak semua laki-laki dan tidak semua perempuan dapat menjadi penolong yang cocok bagi kita. Perhatikan Kejadian 2:22, Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Allah yang membawa Hawa kepada Adam.


Dalam perjodohan, Allah ikut terlibat didalamnya. Allah tahu mana yang tepat menjadi penolong kita, Allah tahu mana yang terbaik untuk menjadi isteri atau suami kita. Karena itu pula didalam Alkitab, saat Abraham mencarikan jodoh untuk Ishak, yaitu seorang perempuan dari sanak saudaranya, maka hambanya yang ditugaskan untuk mencari jodoh tersebut berdoa memohon tanda dari Tuhan, manakah yang terbaik bagi Ishak.

Di sana disuruhnyalah unta itu berhenti di luar kota dekat suatu sumur, pada waktu petang hari, waktu perempuan-perempuan keluar untuk menimba air. Lalu berkatalah ia: "TUHAN, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada tuanku Abraham. Di sini aku berdiri di dekat mata air, dan anak-anak perempuan penduduk kota ini datang keluar untuk menimba air. Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum--dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu."
(Kejadian 24:11-14)

Hanya Tuhan yang tahu dan mengenal kita secara keseluruh, bukan orang lain, bukan orang tua dan bukan pula diri kita sendiri, seperti yang dikatakan oleh 1 Korintus 13:12. Hanya Tuhan mengenal kita dengan sempurna. Demikian juga dengan pasangan kita, hanya Tuhan yang tahu dengan pasti apakah ia benar-benar dapat menjadi penolong yang cocok dengan kita didalam segala hal.

Seperti yang dilakukan hamba Abraham, kita juga harus bertanya kepada Tuhan siapa yang tepat menjadi penolong hidup kita.

Bertanya dan mendapatkan jawaban Tuhan merupakan suatu permasalahan sendiri, beberapa orang telah dapat meminta peneguhan dan mendengar suaraNya, beberapa lagi tidak paham dengan tanda-tanda Allah, karena itu maka ditetapkan oleh Allah bahwa para pemimpin kerohanian, seperti Gembala Sidang atau pemimpin rohani lainnya, mereka adalah orang-orang yang bertanggungjawab kepada Allah atas hidup kita (Ibrani 13:17), kepada perantara merekalah kita dapat memintakan petunjuk tentang perjodohan tersebut dari Allah.

Selain pemimpin/pembimbing rohani anda, orang tua yang didalam Tuhan juga merupakan perantara tentang perjodohan dari Tuhan. Jika ada keberatan dari mereka, jangan abaikan hal tersebut, sebab kesaksian dua atau tiga orang yang bertanggung jawab atas hidup anda, suatu perkara dapat dibenarkan, kata II Korintus 3:1, 1 Timotius 5:19 atau Ulangan 19:15.

Jadi minta petunjuk dari Tuhan itu bukan hal yang salah, malah sebaliknya itu merupakan keharusan. Tanda kelima adalah peneguhan dari Tuhan (baik lewat tanda-tanda ilahi maupun lewat orang-orang yang bertanggung jawab atas hidup kita dihadapan Allah).

Dalam pelaksanaanya untuk petunjuk atau tanda-tanda langsung dari Allah, hendaknya disesuaikan dengan iman masing-masing, jangan kita mereka-reka perkara yang terlalu tinggi bagi iman kita sendiri (Roma 12:3). Terbaik adalah peneguhan Allah melalui perantara pemimpin rohani dan orang tua kita didalam Tuhan.


PENUTUP

Tentang jodoh dan lima tanda yang harus ada sesuai Firman Tuhan telah dijelaskan singkat diatas. Semoga hal ini dapat membantu kita semua anak Tuhan untuk dapat mengenali penolong sejodoh yang terbaik dari Allah untuk kita.

Jodoh bukan peristiwa gaib dimana si A harus menikah dengan si B, tetapi Allah akan membantu kita untuk mendapatkan penolong yang sepadan dengan kita yang cocok dengan kita sesuai dengan Firman Tuhan. Tidak semua orang cocok sebagai penolong hidup kita, tetapi Allah tahu yang mana yang dapat menjadi penolong yang paling sepadan. Jangan bayangkan Allah memberikan jodoh yang tidak sesuai dengan selera jasmani anda, sebab Allah itu kasih, pasangan yang cocok dengan kita adalah pasangan yang cocok baik rohani maupun jasmani, tetapi bukan didalam hawa nasfu dan keduniawian.

Penolong yang sejodoh bukan berarti hidup akan ideal, segala sesuatunya pas. Tidak demikian tentang penolong yang sejodoh. Didalam suka dan duka, didalam beratnya hidup ini, penolong sejodoh harus dapat saling melengkapi dan menolong satu sama lain. Babak baru dalam kehidupan mereka bukan lagi bagiamana menemukan penolong sejodoh, tetapi bagaimana hidup sebagai suami atau istri yang benar dan berkenan dihadapan Allah dan manusia.

Juga tidak semua orang akan menikah, Firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa ada orang-orang yang tidak menikah, baik oleh karena kemauan sendiri, oleh karena keadaan maupun oleh karena orang lain (Matius 19:12). Bagi tiap-tiap anak Allah, telah direncanakan yang terbaik dalam hidupnya baik yang menikah maupun yang tidak menikah (1 Korintus 7:1-40).

Tentang pernikahan, bukankah pernikahan itu merupakan seluruh hidup kita? Bandingkan dengan tahun-tahun hidup lajang? Jangan kita menyia-nyiakan hidup kita didalam pernikahan dengan dasar hawa nafsu.

Salam,
Leonardi


Kristenisasi


Keselamatan tidak lahir dari kristenisasi...

Banyak manusia ribut dengan agama, berebut pemeluk, menghitung jumlah, menghitung uang, kekuasaan, pengaruh dan apa saja yang bisa didapat dari banyaknya pemeluk.

Sejak ribuan tahun lalu, sejarah mencatat manusia telah memanfaatkan "agama" untuk memobilisasi manusia, untuk mensukseskan tujuan dan memperkuat kedudukan dan pengaruhnya, sampai dengan hari ini. Agama diciptakan oleh manusia, dari ujung bumi sampai ke ujung bumi dengan mengatasnamakan wahyu, manusia menciptakan beragam agama didunia ini. Allah tidak pernah menciptakan agama, tetapi manusia telah menciptakannya dan telah membangun kerajaannya dibumi ini.

Agama tidak dapat menyelamatkan manusia. Agama dan Kitab Sucinya tidak akan membuat manusia itu selamat. Selidikilah semua Kitab Suci*, lihatlah dengan teliti, apakah ada kepastian akan keselamatan dan kehidupan kekal sesudah kematian? Adakah jaminan seorang memeluk agama tertentu akan selamat? Bukankah penyebar agama adalah orang yang sedang penyebar kekuasaan manusia?

Allah telah memberikan wahyuNya kepada semua manusia dari segala jaman, dari belahan bumi paling ujng sampai ujung satunya. Wahyu yang diberikan merupakan gambaran atau bayangan akan wujud Tuhan Yesus Kristus, tetapi manusia lebih menyukai agama dari pada keselamatan yang dijanjikan Allah. Wahyu secara khusus diberitakan lewat bangsa Israel, tetapi kepada bangsa-bangsa lain, Allah memberikan hukum tersebut didalam hati mereka.

"Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela. Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus". (Roma 2:14-16)

Suatu saat kelak akan nyata, bahwa berita tentang kedatangan Sang Mesias, yaitu Tuhan Yesus Kristus telah diberitakan sejak lama kepada segala bangsa, bukan hanya lewat bangsa Israel. Hal itu akan nyata saat hari penghakiman seluruh umat manusia di akhir jaman. Tetapi sekali lagi, manusia lebih menyukai agama daripada keselamatan yang telah dijanjikanNya.

"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi". (Mazmur 19:2-5)

Keberadaan Allah, dosa, penghakiman, keselamatan dan penebusan, dari hari ke hari, dari waktu ke waktu, sejak purbakala di seluruh dunia, ditempat terpencil dan jauh dari peradapan sekalipun, gema ini telah disampaikan didalam hati mereka, bahkan orang-orang bijak dan tulus diantara mereka beroleh anugrah untuk mengetahui lebih banyak tentang wahyu keselamatan dari Allah. Tetapi, sekali lagi manusia lebih menyukai agama dari pada keselamatan dari Allah.

Kini, manusia masih terjebak dalam kekuasan agama. Apakah kita akan menjadikan semua bangsa pemeluk agama kristen? Kristenisasi tidak membuat manusia itu diselamatkan. Bagi Allah, menjadi kristen atau bukan, bukanlah perkara yang besar, bahkan beribu-ribu orang menjadikan dirinya pemeluk agama kristen itu sama sekali tidak berguna dan tidak berarti bagi Allah (Yoh 2:23-25).

Tuhan Yesus tidak pernah memerintahkan kita untuk mengkristenisasikan siapapun juga. Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk memperdamaikan mereka dengan Allah dan menjadikan mereka murid (Matius 28:19-20), bukan untuk menjadikan pemeluk agama kristen atau menyebarkan agama dengan tuntutan-tuntutannya (Lukas 9:2-5, Mark 16:15).

Jadi sekali lagi saya ingatkan, kita sebagai murid Tuhan Yesus Kristus, kita bukan diutus untuk mengkristenisasi orang atau menyebarkan agama kristen, tetapi untuk menyelamatkan mereka dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus.

"Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?" Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus". (Roma 10:13-17)

Mari kita beritakan kabar baik tersebut, dan membawa banyak orang kepada Allah lewat Tuhan Yesus Kristus, bukan untuk menjadikan mereka pemeluk agama kristen. Sudah cukup gereja-gereja kita dipenuhi para pemeluk agama yaitu para munafik, pendosa dan anak-anak iblis.

Buang jauh-jauh istilah kristenisasi...

Salam damai sejahtera,
Leonardi

"Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah". (2 Korintus 5:19-21)


* Hanya didalam Kristus ada keselamatan, hukum dosa dan hukum maut, hukum Taurat dan aturan-aturan manusia lainnya membuat manusia menjadi pendosa. Tidak ada seorangpun dapat dibenarkan/diselamatkan karena melakukan perintah hukum Taurat (Galatia 2:16, Roma 3:20, Galatia 2:21).


Tuesday, September 11, 2007

Dirajut Dalam Ketidaksempurnaan


Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkotbah 3:11)

Jika kita mengingat akan Allah, maka akan tersirat dalam benak kita kesempurnaan pekerjaanNya, seperti yang tertulis dalam Matius 5:48. Tetapi pada kenyataannya, kita "melihat" banyak ketidak sempurnaan disekitar kita. "Seharusnya pekerjaan Allah itu sempurna" demikianlah kita sering berfikir. Sempurna, indah dan ajaib begitulah kira-kira gambaran kita.

Tetapi didalam Alkitab, mulai dari Adam dan Hawa, telah jatuh dalam dosa, pernikahan ternyata sejak awal malah membawa kepada hal yang tidak baik. Nuh yang terpilih, ternyata menjadi mabuk dan telanjang. Abraham bapa orang percaya, tetapi Alkitab juga mencatat perbuatan yang tidak berkeyakinan akan pertolongan Tuhan. Lihatlah juga garis keturunan keluarga Tuhan Yesus Kristus, berapa banyak didalamnya adalah orang-orang dinilai kurang baik, Perez adalah anak dari Tamar, menantu Yehuda yang dihamilinya, Salomo anak dari istri Uria yang diselingkuhi Daud, dan nama-nama lainnya yang tidak dapat dibilang terlalu baik. Lihat juga 12 murid yang dipilih sendiri oleh Tuhan Yesus Kristus, ada seorang yang bernama Yudas Iskariot yang lebih memilih uang dari pada Tuhannya. Petrus, sebagai seorang yang mengepalai rasul-rasul dan melakukan mujizat yang luar biasa juga berbuat munafik dan ditegur oleh Paulus. Gereja mula-mula juga terpecah-pecah, bahkan sampai hari ini gereja dan pengajaran masih terpecah-pecah (Efesus 4:11-15). Bahkan hari-hari belakangan ini, Alkitab dan iman Kristiani digugat kesempurnaanya...

Mengapa begitu banyak ketidaksempurnaan, seakan pekerjaan Allah itu tidak sempurna?

Sesungguhnya bukan pekerjaan Allah tidak sempurna, tetapi kitalah yang harus memperbaharui pikiran kita (Efesus 4:22-24), cara pandang kita dan pemahaman kitalah (1 Korintus 2:10-16) agar kita dapat melihat bahwa memang Allah itu sempurna, juga sempurna dalam setiap pekerjaanNya, yang mana tidak seluruhnya, dari awal sampai akhir, dapat kita pahami (Ulangan 29:29).

Jangan kita beranggapan bawah sejak dari awal Allah menyatakan pekerjaanNya didalam kesempurnaan, tetapi kesempurnaan itu datang dari ketidaksempurnaan. keindahan itu datang dari keburukan, kemurahan itu datang dari dosa, dan keselamatan datang dari penghukuman kekal. Karena itulah FirmanNya menyatakan, Allah menjadikan segala sesuatunya baik.

Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.
Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan.
Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.
(1 Korintus 15:42-43)

Bukankah kita semua pada awalnya adalah orang berdosa, bukankah sampai hari ini kita masih juga jatuh dan bangun didalam kelemahan kita? Tetapi dari ketidak sempurnaan kita, Allah telah merajut hidup kita dari hari ke hari semakin indah, semakin serupa dengan gambaranNya. Dan selama itu pula, kita telah melakukan pekerjaan kita sebagai hambaNya didalam ketidak sempurnaan, tetapi Allah telah menjadikan setiap pekerjaan kita sempurna oleh kuasa Roh Allah (2 Korintus 3:5-6).

Didalam hal apapun juga, persoalan dan tantangan hidup ini, jangan kita melihat ketidak sempurnaan disekitar kita sebagai penghalang, jangan kita berputus asa dan kehilangan iman dan pengharapan karena kekurangan dan ketidaksempurnaan yang ada, karena memang dari sanalah Allah bekerja, untuk menjadikan segala sesuatunya indah pada waktuNya.

Paulus mengatakan,

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."
Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya
kuasa Kristus turun menaungi aku.
(2 Korintus 12:9).

Didalam ketidaksempurnaan maka akan nyata kuasanya, akan nyata pekerjaanNya yang membawa kepada kesempurnaan. Kesempurnaan terjadi didalam proses, bukan seperti mistik dan sulap yang terjadi seketika. Kesempurnaan akan dirajut oleh Allah dengan tanganNya yang kuat dari kelemahan dan kekurangan. Walaupun hal itu terjadi dalam proses, Roh mengatakan, "waktunya akan dipercepat".

Tetapi jika yang sempurna tiba,
maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
(1 Korintus 13:10)

Maranatha,
Leonardi

Bersyukurlah jika anda melihat ketidaksempurnaan, karena anda akan melihat karya Allah didalamNya.


Monday, September 10, 2007

Tidak Ada Penonton


Tidak ada penonton didalam gereja Tuhan. Semua adalah pemain.


Setiap Minggu kita duduk dibangku gereja, kita menyanyikan lagu pujian, kita mendengarkan kotbah yang diberitakan, dan kita pulang, demikian kita ulangi lagi minggu depan. Seakan kita adalah penonton, dan mereka menyebut kita jemaat biasa, mereka memanggil kita anggota gereja. Kita hanya datang dan mendengarkan, lalu pulang. Memang tidak salah dengan sebutan jemaat atau anggota, tetapi kita harus menyadari bahwa kita bukan penonton di gedung gereja seperti sedang menonton konser. Kita semua, seperti yang dikatakan Firman Tuhan, mempuyai bagian peran masing-masing.


Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. (Efesus 4:16)


Setiap bagian dari tubuh Kristus, yaitu jemaat Allah, mempunyai tugasnya masing-masing. Tubuh Kristus terbentuk oleh pelayanan semua bagian dari tubuh tersebut, bukan hanya pelayanan dari pedeta, deaken atau penatua, tetapi semua orang yang menyebut dirinya jemaat Allah, adalah bagian dari tubuh Kristus yang mempunyai fungsinya sendiri-sendiri. Mereka adalah pelayan-pelayan Tuhan, mereka adalah pemain didalam gereja Tuhan, bukan penonton.


Banyak orang Kristen tidak menyadari hal ini, karena itu pertumbuhan gereja Tuhan menjadi lambat, sebab setiap bagian dari tubuh tidak berfungsi, dan kita menyebut diri kita hanya jemaat bisa atau hanya anggota gereja, bukan pelayan Tuhan.


Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. (1 Korintus 12:27-31)


Didalam tubuh Kristus, setiap orang mempunyai bagiannya masing-masing, tidak semua menjadi rasul, tidak semua menjadi nabi, menjadi pengajar, tetapi setiap orang diperlengkapi oleh Allah pekerjaan baik yang harus mereka lakukan sebagai bagian dari anggota tubuh yang berfungsi (Efesus 2:10). Jika kita membayangkan melayani itu hanya menjadi rasul, nabi, guru, gembala dan penginjil, maka kita tidak akan pernah sampai kepada kepenuhan tubuh Kristus. Kita seharusnya melayani dengan karunia-karunia yang telah diberikan Roh kepada kita secara khusus.


Karena itu, nasihat Firman Tuhan, "berusahalah untuk mengetahui karunia apa yang diberikan kepada kita", berusahalah untuk tetap tinggal didalamnya, maka Allah akan menyempurnakan pelayanan dari setiap bagian tubuh Kristus. Jangan membayangkan untuk menjadi nabi, guru, rasul, pengijil atau gembala, tetapi mari kita melihat apa karunia kita (Roma 12:3-4).


Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. . . . (Roma 12:4-8). Bacalah seluruh pasal 12.


Tiap orang dilengkapi Tuhan dengan karunia yang berlainan, karena itu carilah tahu apa karunia utama anda, dan layani masing-masing anggota tubuh Kristus dengan karunia tersebut, baik menasihati, melayani, memperhatikan, membimbing, mengajar, memberi dan lain-lain. Setiap jemaat mengambil peran masing-masing didalam tubuh, mereka semua adalah pemain, bukan penonton didalam gereja.


Pantaskah kita berdiam diri, menjadi penonton didalam gereja? Hanya merasa cukup datang dan mendengar setiap minggunya. Kita tentu tidak pantas disebut anggota tubuh Kristus, sebab kita adalah bagian tubuh yang mati dan tidak berfungsi.


Mulai hari ini, mari kita terlibat didalam pelayanan dengan bersungguh-sungguh, bukan untuk menjadi pekerja gereja, bukan untuk menjadi pendeta, penatua atau deaken, atau jabatan-jabatan lainnya dalam organisasi gerja, tetapi melalui karunia yang kita terima, masing-masing kita melayani sesama anggota tubuh Kristus. Bukankah Galatia 6:2 berkata, "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus."


Kita melayani Allah, adalah melayani manusia, melayani mereka orang-orang beriman, saudara-saudara kita didalam Kristus. Bukan hanya menjadi song leader, menjadi singer, pemain musik, petugas usher atau pengkotbah yang melayani di gereja, tetapi setiap hari tugas anggota tubuh Kristus adalah melayani satu sama lain, didalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya pada saat jam kebaktian.


Ingatlah kata Tuhan Yesus dalam Matius 25:31-46, bukankah saat itu mereka berkata, "Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:37-40).


Melayani Allah adalah melayani saudara seiman, mereka yang disebut sebagai saudara-Ku oleh Tuhan Yesus Kristus. Berikan mereka minum, maka upahmu tidak akan hilang di Kerajaan Surga (Markus 9:41).


Mari kita sebagai bagian dari tubuh Kristus, mengambil peran kita masing-masing dan berfungsi selayaknya anggota tubuh yang hidup. Layanilah saudara seiman dengan karunia yang telah diberikan Roh kepada kita, dan mari kita saling mengasihi dan tolong menolong.


Salam damai sejahtera.
Leonardi Setiono


Friday, September 07, 2007

Makan Babi Masuk Neraka?


Menjawab pertanyaan tentang larangan makan babi di milis GeTT, dengan dasar ayat Yesaya 66:15-17. Topik dibincangkan adalah "Makan babi masuk neraka" karena itu umat kristen dilarang makan babi sesuai hukum Taurat.


Makan babi masuk neraka ???


Jika hari ini kita masih menaruh pengharapan pada hukum Taurat yang diturunkan lewat Musa, maka kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus tidak lagi berarti bagi anda (Galatia 2:21). Baik didunia, dihadapan iblis maupun dihadapan Allah.


Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. (Galatia 3:24-25)


Kita umat Kristen tidak lagi hidup dibawah hukum Taurat, sejak Tuhan Yesus datang kedunia ini. Karena itulah maka larangan makan babi bukan lagi sebuah tuntutan hukum bagi kita. Kita diselamatkan karena iman bukan karena melakukan tepat seperti apa yang diperintahkan oleh hukum Taurat.


Kristus adalah kegenapan dari hukum Taurat itu sendiri (Roma 10:4). Tuhan Yesus datang kedunia ini, bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi menggenapkan apa yang dulu merupakan bayang-bayang atau kiasan, dan kini telah dibukakan seperti membuka selubung (2 Korintus 3:14-15). Karena itu jika kita membaca kitab perjanjian lama (hukum Taurat), kita harus selalu ingat bahwa semua itu merupakan bayang-banyang saja.


Apakah keselamatan kita sedemikian rendahnya hanya ditentukan dengan apa yang kita makan? Apakah karena makan babi lantas kita binasa di neraka? Ataukah seperti yang dikatakan oleh Firman Tuhan dalam 2 Korintus 9:9, Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!" Lembukah yang Allah perhatikan? Berhargakah lembu dihadapan Allah lebih dari pada manusia? Banyak dalam hukum Taurat tentang hal-hal lahiriah seperti ini. Semuanya adalah kiasan atau kebenaran yang terselubung. Hal lain misalkan tentang korban dalam Ibrani 10:3-4 tertulis seperti ini, Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Masakan dosa manusia dapat ditebus oleh binatang? Bukankah itu merupakan kebenaran yang terselubung? Masih banyak lagi lainnya yang menjelaskan bahwa tuntutan hukum Taurat itu merupakan kiasan dan wujudnya adalah Tuhan Yesus Kristus.


Tetapi bagi mereka yang masih ragu-ragu juga tentang tuntutan hukum Taurat, silahkan anda menyadari bahwa anda wajib untuk melakukan seluruh perintah dalam hukum Taurat, bukan hanya dilarang untuk makan babi, udang, kepiting, tetapi juga seluruh tuntutan hukum Taurat wajib dilakukan. Masakan kita boleh memilih-milih mana yang wajib dilakukan dan tidak? Allahkah kita?


Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. (Yakobus 2:10)


Tetapi bagi kita yang menerima kasih karunia didalam Tuhan Yesus Kristus, lewat iman, maka janganlah kita bimbang. Jangan kita kembali lagi kepada tuntutan hukum Taurat.


Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. (Galatia 5:2-4)


Sekali lagi... Jika anda mengharakan kebenaran dalam mentaati perintah hukum Taurat, maka anda lepas dari Kristus dan dari kasih karuniaNya. Anda harus menanggung dosa anda sendiri sesuai tuntutan-tuntutan hukum Taurat (Roma 3:19-20). Anda sendiri yang menentukannya.


Salam didalam kasih Kristus,
Leonardi


Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. (2 Korintus 3:14-15)