Catatan Kotbah

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timotius 3:16)

Wednesday, February 01, 2006

Tuhan Tempat Perlindungan

FT 15-05-2005

TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya (Nahum 1:7)

WAKTU KESUSAHAN
Kepicikan, kesusahan, masalah, persoalan sering kali dialami oleh manusia, tidak terkecuali oleh anak-anak Tuhan. Mungkin sebagian orang akan bertanya mengapa ada kesusahan? Dan mengapa anak-anak Tuhan juga mengalami persoalan?

Kesusahan atau persoalan kadang kala datang tidak kita sangka-sangka, kadang kala juga datangnya dapat kita perkirakan. Kadang juga disebabkan oleh diri kita sendiri, tetapi banyak juga yang tidak disebabkan oleh diri kita sendiri, melainkan oleh orang lain, alam, keadaan dan lingkungan.

Memang sejak semula, manusia telah dikutuk untuk hidup didalam kesusahan. Dalam Kejadian 3:17, pada saat Adam dan Hawa berbuat dosa, Allah mengutuk manusia dengan kesusahan seumur hidupnya. Karena itu Pengkotbah 2:23 mengatakan, "Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Inipun sia-sia" Nabi Yeremia pernah mengeluhkan mengapa ia dilahirkan jika hanya mengalami kesusahan (Yeremia 20:18).

Tidak ada yang lepas dari kesukaran, bahkan orang fasik dan pembual hidupnya seakan enak dan tidak mengalami kesusahan manusia (Mazmur 73:4-5) tetapi sebenarnya mereka juga banyak mengalami kesusahan. Amsal 14:13 menjelaskan bahwa walaupun kelihatannya tidak mengalami kesusahan tetapi dalam hatinya penuh dengan kedukaan.

Bagaimana dengan orang kristen? Bukankah Tuhan Yesus telah melepaskan kita dari kutuk? (Galatia 3:13). Benar tetapi bukan kutuk karena dosa Adam dan Hawa melainkan kutuk yang lahir dari hukum Taurat (Ulangan 27:26, Nehemia 10:29, Galatia 3:10). Sebab tidak ada seorangpun yang sanggup hidup sesuai hukum Taurat (Roma 3:20, Galatia 3:11), karena itu semua orang ada dibawah kutuk hukum Taurat dan Tuhan Yesus telah melepaskan kita dari kutuk tersebut.

Kesusahan manusia tetap akan datang, baik itu orang benar maupun orang berdosa. Kutuk Adam dan Hawa itu akan terlepas pada saat kita mengalami penebusan atas tubuh ini (Roma 8:22-23, 1Korintus 14:40-49). Pada saat itu tidak akan ada lagi kesusahan dan persoalan.

Tetapi ada juga kesusahan yang timbul karena kesalahan kita sendiri. Karena kita telah meninggalkan Allah. Ulangan 31:17 mengatakan, "Pada waktu itu murka-Ku akan bernyala-nyala terhadap mereka, Aku akan meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, sehingga mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa malapetaka serta kesusahan. Maka pada waktu itu mereka akan berkata: Bukankah malapetaka itu menimpa kita, oleh sebab Allah kita tidak ada di tengah-tengah kita?"

Sering kali Allah menghukum anak-anaknya dengan kesusahan agar ia berbalik kepadaNya, seperti seorang Ayah menghukum anaknya supaya ia bertobat (Ibrani 12:5-9), seperti itulah Allah mendatangkan kesusahan dalam hidup anak-anak Tuhan agar kita berbalik padaNya.

Bagaimana kita tahu kalau kesusahan ini sebuah hajaran seorang Ayah kepada anaknya? Seperti yang dikatakan dalam Ratapan 3:40, "Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada TUHAN." Demikian kita juga harus memeriksa hidup kita, apakah kita telah berbuat dosa kepadaNya? Roh Kudus pasti membantu kita untuk menerangi hidup ini sehingga kita mengetahui apa yang salah dalam hidup ini (Mazmur 139:23-24, Yohanes 16:13, Amsal 20:27). Setiap ada persoalan dan kesusahan yang menimpa kita, periksalah hidup kita dengan bantuan Roh Allah, jangan cepat-cepat merasa benar. Seperti yang dikatakan oleh 1Petrus 4:7, kuasailah dirimu dan jadilah tenang supaya kamu dapat berdoa. Kalau kita belum menguasai diri kita, hati kita dan belum juga menjadi tenang, akan sulit berdoa dan mendengar apa kata Roh Allah, yang ada hanya merasa diri benar.

Jika telah memeriksa dan memang tidak ada salah, kesusahan itu bukan hajaran Allah melainkan bagian dari hidup, maka ingatlah Nahum 1:7.

ALLAH TEMPAT PENGUNGSIAN PADA WAKTU KESUSAHAN
Tentu yang tertulis dalam Nahum 1:7 bukan sebuah kata-kata sugesti atau penghibur, melainkan kebenaran. Allah sendiri yang menyatakan bahwa Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesesakan. Apakah anda percaya kepadaNya?

Pada saat kita ditimpa masalah, pada saat kita menghadapi kesusahan, kepada siapa kita lari? Kepada siapa kita minta tolong dan berlindung?

Tanpa sadar, beberapa orang kristen pada saat kesusahan menaruh harapnya kepada manusia (Yesaya 2:22, Yeremia 17:5, Mazmur 118:8-9), kepada kenalan atau saudaranya yang kaya, yang kuat, yang pintar, yang dirasa mampu menolong persoalan kita. Jika ditanya, pasti kita menjawab pada Tuhan kita berharap. Tatapi hanya di bibir saja seperti yang dikatakan Markus 7:6, sesungguhnya hatinya tidak. Untuk membuktikannya gampang aja. Berdoakah anda saat mendapat kesusahan? Seperti apakah doamu? Tuhan Yesus pada saat menghadapi kesusahan sebelum Ia diserahkan untuk mati dan ditinggalkan Allah sesaat, Ia berdoa sampai keringatknya seperti darah (Lukas 22:44). Berdoa sungguh-sungguh, sudakah anda? Satu jam, gambaran yang ditulis oleh Markus 14:37. Berharap sunguh-sungguh kepada Allah bukan doa sambil lalu. Bukan sekilas disebut dalam doa. Bukankah Roh Kudus sudah diutus kepada kita untuk membantu kita berdoa? (Roma 8:26, 1Korintus 14:2, Yohanes 14:16). Mengapa kita tidak benar-benar yakin Allah adalah tempat pengungsian pada saat kita kesusahan? Daud berkata dalam Mazmur 77:3, "Pada hari kesusahanku aku mencari Tuhan; malam-malam tanganku terulur dan tidak menjadi lesu, jiwaku enggan dihiburkan." Carilah Tuhan dengan sungguh-sungguh! Jangan malah pada saat kesusahan mencari hiburan di dunia ini, mencari pelampiasan dan pelepasan dari dunia. Celaka.

Bukan hanya berdoa dan puasa dengan sungguh-sungguh, tetapi kita harus tetap hidup benar dihadapanNya. Hidup sesuai dengan Firman Tuhan seperti yang tertulis dalam Mazmur 119:143-145. Dalam kesusahan, Firman Tuhan tetap harus kita pegang. Seperti Sadrakh, Mesahk dan Abednego pada saat ia dalam persoalan, kesusahan ia tetap berpegang pada Firman Tuhan untuk tidak menyembah patung walaupun resikonya mati (Daniel 3:12-18).

Bagaimana jika Sadrakh, Mesahk dan Abednego benar-benar mati? Sering kali kita telah berharap pada Tuhan, berlindung padaNya, tetapi tetap saja celaka dan kesusahan tersebut tidak menghasilkan sesuatu yang baik. Jangan mau dibohongi setan, jangan mau dituduh setan seakan-akan kita tidak diperkenan Tuhan. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, sekali-kali tidak kata Ibrani 13:5, Ulangan 31:6,8 dan Yosua 1:5. Bahkan Mazmur 94:14 mengatakan, "Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, dan milik-Nya sendiri tidak akan ditinggalkan-Nya;

Bukankah Roma 8:28, mengatakan bahwa Tuhan akan membuat segala-sesuatu menjadi kebaikan buat kita? Jangan mau ditipu setan. Memang kadang kala angan-angan, pikiran dan harapan kita tidak sama dengan pikiran dan rencana Allah (Yesaya 55:7-8). Walaupun Sadrakh, Mesakh dan Abednego harus mati, bukan berarti mereka lebih berdosa dari Daniel yang selamat dari gua singa, tidak, perbuatan mereka telah menggambarkan iman mereka (Yakobus 2:18). Demikian juga dengan kita, selama kita benar-benar mengasihi Tuhan dan sungguh-sungguh mencariNya maka walaupun hasilnya tidak sesuai harapan, Tuhan telah memilihkan yang terbaik untuk kita (Amsal 16:9). Jangan kawatir.

Tetapi bukankah Sadrakh, Mesahk dan Abednego selamat? Semua orang yang berlindung dan percaya sungguh-sungguh pada Tuhan tidak akan mendapat malu (Mazmur 71:1, 31:2). Mereka malah akan berbahagia (Mazmur 34:9) dan sukacita (Mazmur 5:12). Pertama kelihatannya kalah, tetapi kemenangan sudah disediakan oleh Tuhan, sebab siapa yang dapat melawan Tuhan? (Roma 8:31). Jika kita berlindung pada Allah yang besar dan berkuasa, siapa yang dapat mencelakai kita dengan kesusahan? Tuhan Yesus dalam Matius 6:34 mengatakan, "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari".

Jika setiap hari kita mengalami kesusahan, maka setiap harilah kita berharap dan bersandar pada Tuhan. Berdoa sungguh-sungguh dan tidak menjadi lelah. Atau kita sudah merasa kuat dan tidak perlu Tuhan untuk mengatasi kesusahan hari ini? Mazmur 52:9, mengatakan "Lihatlah orang itu yang tidak menjadikan Allah tempat pengungsiannya, yang percaya akan kekayaannya yang melimpah, dan berlindung pada tindakan penghancurannya!"

TUHAN ITU BAIK
Ya memang Tuhan itu baik, mengapa Nahum 1:7, Mazmur 34:8 mengatakan Tuhan itu baik pada awal kalimat sebelum memberitahu bahwa Tuhan itu tempat perlindungan pada saat kesusahan? Sebab memang Tuhan itu baik. Tidak peduli anda itu siapa, dan asal-usul dari mana, asalkan berlindung padaNya dengan sungguh-sungguh pasti Tuhan tolong.

Siapa saya, apakah orang itu hidup dalam dosa, orang kafir, orang fasik asalakan ia berbalik kepada Allah dan menaruh harapnya kepada Tuhan, Tuhan akan tolong dan Ia akan menjadi perlindungannya. Karena itu, pada awal kalimat dikatakan Tuhan itu baik. Jika anda saat ini hidup dalam dosa dan kotor, jangan merasa tidak layak untuk datang, jangan merasa tidak pantas untuk kembali kepada Allah. Ingat Yesaya 55:6-7 mengatakan, "Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya."

TUHAN MENGENAL ORANG-ORANG YANG BERLINDUNG PADANYA
Dalam Alkitab terjemahan lama dan KJV atau NKJV disebutkan bahwa Tuhan mengenal orang-orang yang barharap/percaya kepadaNya.

Tuhan mengenal semua orang yang menaruh kepercayaanya kepada Allah. Ia tahu dari ujung kaki sampai dalam lubuk hati dan angan-angan kita. Ia tahu segala kebutuhan dan persoalan kita. Ia tahu apa yang kita butuhkan dan apa yang kita pinta sebelum kita berdoa (Matius 6:8).

Kesusahan yang kita hadapi, Tuhan tahu dan Tuhan peduli. Dikenal oleh Allah adalah sesuatu hal yang indah, pada saat akhir jaman akan banyak orang kristen bahkan mereka yang melayani dengan heran akan diusir dari kerajaanNya kerana Tuhan tidak mengenal mereka (Matius 7:22-24). Tatapi kita dikenal oleh Tuhan, jika kita dikenal oleh Tuhan untuk apakah lagi kita ragu-ragu akan perlindungan dan pertolonganNya?

Bagaiman kita dapat dikenal Allah? 1Korintus 8:3 mengatakan, "Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah." Dengan mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh maka kita akan dikenal oleh Allah.

Apa tandanya kita mengasihi Allah? Yohanes 14:15 menuliskan, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." Jika kita mengasihi Allah, maka kita harus menuruti segala perintah Allah? Orang yang hidup menuruti perintah Allah, orang tersebut akan dikenal oleh Allah. Allah akan menjadi tempat perlindungannya dan pertolongan Tuhan selalu tersedia baginya. Taatlah seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego tidak peduli harus mati, ia tetap memilih mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh karena itulah Allah telah menjadi perlindungannya.

Berlindunglah pada Allah, sebab Ia baik. Ia tidak akan membuat kita malu. Percayalah kepada Tuhan ia pasti akan menolong.

Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Mazmur 37:3-6

Oleh : Leonardi Setiono

0 Comments:

Post a Comment

<< Home