Catatan Kotbah

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timotius 3:16)

Wednesday, February 01, 2006

Mempelai Yang Kudus

FT 29-05-2005

ISTRI TUHAN SEMESTA ALAM
"Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi." (Yesaya 54:5)

Tidak terbayangkan kita dikatakan oleh Tuhan istri-Nya. Tentu bukan suami istri yang kita bayangkan, laki-laki dan perempuan, sebab Firman Tuhan mengatakan dalam kehidupan kekal kita tidak kawin dan dikawinkan (Markus 12:25). Istilah suami dan istri itu merupakan rahasia besar yang diberikan Allah sejak jaman Adam dan Hawa (Kejadian 2:24), seperti yang dikatakan dalam Efesus 5:31-32, "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."

Kristus adalah suami dan jemaat adalah istri, Kristus adalah Penebus, dan kita adalah umat yang ditebus. Keduanya menjadi satu daging, itulah hubungan suami istri. Kristus dan kita menjadi satu daging, menjadi satu bukan lagi dua (Markus 19:6). Bukankah Tuhan Yesus pernah berkata dalam Yohanes 17:21, "Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."

Yesaya 54:5 bukan sembarangan menulis tentang hubungan kita dengan Tuhan sebagai suami dan istri, Tuhan benar-benar ingin kita umat tebusanNya menjadi satu denganNya. Bisa dibayangkan kita menjadi satu dengan Tuhan, seperti Yesus dengan Allah Bapa. Apakah istimewa kita sehingga Allah mau menjadi satu dengan manusia yang lemah ini? Allah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia yang disebut Allah seluruh bumi mau menjadi satu dengan kita, manusia yang jatuh bangun dalam dosa. Penuh dengan kejahatan dan kotor. Mengapa?

Jawabnya adalah karena cinta. Seorang pemuda menikahi seorang pemudi karena cinta. Allah mau menjadi satu dengan manusia karena cinta. Karena cinta pula Ia tahu manusia tidak akan dapat selamat dari hukuman kekal karena itu Ia menebus kita dari dosa dan maut bukan dengan kekayaanNya, bukan dengan kebesaranNya, bukan dengan kedasyatanNya dan kekuatanNya tetapi dengan nyawaNya sendiri dengan darahNya. (1 Petrus 1:18-19, Matius 20:28, Yoh 3:16).

Karena begitu besar cinta dan pengorbananNya untuk menebus kita dan menjadi satu dengan kita, oleh karena itu janganlah kita main-main dengan hidup kita. 2 Korintus 11:2 mengatakan, "Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus." Jelas kita adalah mempelaiNya, apakah selama ini kita sebagai mempelai Tuhan dapat menjaga diri didalam kekudusan? Ataukah kita sedang main-main dengan hidup kita? Lupakah kita bahwa kita telah ditebus dan telah dibayar lunas (1 Korintus 6:20) sehingga hidup kita sekarang telah menjadi milik-Nya (1 Korintus 6:19B), seperti seorang perempuan yang bertunangan, telah mengikatkan diri dan dirinya bukan lagi miliknya sendiri melainkan milik suaminya (1 Korintus 7:4). Kita adalah tunangan Kristus. Jangan cemarkan diri kita dalam persundalan dan perzinahan rohani, itulah yang cemarkan hubungan suami dan istri kata Ibrani 13:4.

PERZINAHAN ROHANI
Seperti apakah arti perzinahan rohani itu? 1 Tawarikh 5:25 mengatakan, "Tetapi ketika mereka berubah setia terhadap Allah nenek moyang mereka dan berzinah dengan mengikuti segala allah bangsa-bangsa negeri yang telah dimusnahkan Allah dari depan mereka, …"

Berzinah adalah ketidak setiaan kita terhadap Allah dengan mengingikuti dan menyembah allah lain atau berhala (Keluaran 34:15, Imamat 17:7, Imamat 20:5-6, Ulangan 31:16, Hakim 2:17 dll). Berzinah adalah perbuatan kita mengikuti dan percaya kepada roh dunia ini. Saat umat kristen menaruh harapnya pada jin, arwah-arwah, dukun dan tanda ajaib, ia telah melakukan perzinahan. Saat kita tidak lagi mencari Allah melainkan percaya kepada kata peramal, dukun, takyul dan ahli-ahli kebatinan, kita telah berzinah.

Bukan hanya itu, Kolose 3:5 mengatakan, "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala." Kalau kita mencintai perkara duniawi maka kita juga telah melakukan perzinahan rohani, itu adalah penyembahan berhala rohani. Adalah berhala rohani dalam hidup kita? Adakah perkara keduniawian didalam hidup kita? Jangan cemarkan hidup kita.

Serakah
Segala sesuatu yang keduniawin harus kita matikan, salah satunya, serakah! Rasanya tidak berdosa, hanya ingin lebih buaanyak, tetapi itu sama dengan penyembahan berhala. Berapa banyak orang kristen yang serakah dengan kekayaan atau uang. Tidak cukup, dan tidak pernah merasa cukup, padahal Firman Tuhan dalam Ibrani 13:5a mengatakan, "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, …" Serakah, tidak pernah puas akan anugrah dan pemberian dari Tuhan. Tidak pantas kita mencemarkan diri kita dengan keserakahan. Serakah akan apa saja, itu sama dengan penyembahan berhala.

Nafsu Jahat
Nafsu jahat! Tanpa sadar, umat kristen membiarkan nafsu jahatnya (Markus 7:21) menguasai, terutama pada saat kita disakiti, pada saat kita dikianati, pada saat kita dihina dan dicelakai. Jangan merencanakan kejahatan untuk orang lain (Amsal 3:29), biarpun itu hanya ide, jangan pernah muncul dalam pikiran. Matius 9:4, Yesus mengatakan, "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?" Orang yang merencanakan kejahatan pasti akan celaka (Mikha 2:1). Balaslah kejahatan orang dengan kebaikan kata Roma 12:21.

Hawa Nafsu
Kita juga harus mematikan hawa nafsu, yaitu keinginan kuat yang timbul karena dorongan daging atau tubuh ini. Pertama akan mucul dalam pikiran, kemudian semakin penuh dan penuh dan akhirnya tertumpah dalam keinginan kuat untuk berbuat, itulah hawa nafsu. Kalau kita sering melihat gambar dan film pornografi, pikiran akan penuh, dan semakin penuh dan akhirnya tertumpah dalam keinginan kuat untuk berbuat cabul atau zinah. Kalau kita sering melihat kemewahan dan kemakmuran, pikiran akan penuh dan penuh dan penuh yang akhirnya tertumpah dalam perbuatan, baik itu hidup bermewah-mewah (1 Timotius 5:6) ataupun berlagak mewah, tidak jarang mereka yang bersungut-sungut karena doa nafsunya tidak pernah terjawab kata Yakobus 4:2-3. Jangan turuti hawa nafsu, "Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu" (1 Petrus 1:14).

Bagaimana hawa nafsu ini bisa semakin kuat? Karena kita mabuk anggur kata Efesus 5:18. Jangan mabuk, jangan suka anggur. Amsal 23:31-32 mengatakan, "Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik warnanya, dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat, tetapi kemudian memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa seperti beludak." Dalam ayat selanjutnya Amsal 23:33-35 dikatakan setalah sadar kita akan kembali lagi mencari anggur. Kesukaan dunia ini seperti anggur tua, semakin sering diminum semakin kita jauh dari Tuhan (Lukas 5:39). Ini membawa kepada perzinahan. Matikanlah, jika tidak ia akan berjuang terus untuk dituruti (Yakobus 4:1).

Kenajisan
Penyembahan berhala itu juga termasuk kenajisan. Apa itu kenajisan? Kenajisan itu lawan kata dari kudus atau suci (Imamat 10:10, Titus 1:15), itu adalah perkara yang menjijikan. Dalam Taurat banyak hal membuat seseorang menjadi najis, bisa karena kusta (Imamat 13:3), makan binatang mati (Imamat 22:8), makan binatang haram (Imamat 11:44), berhubungan dengan arwah atau peramal (Imamat 19:31) bahkan bersentuhan dengan orang atau binatang yang najis bisa ikut najis (Imamat 5:2-3). Kita tidak membahas najis secara khusus tetapi Tuhan Yesus pernah menegaskan sesuatu tentang najis dalam Matius 15:11, "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." Apa yang keluar dari mulut kita berasal dari hati itu yang menajiskan. Berapa banyak orang kristen tidak menjaga kekudusan mulutnya. Bicara seenaknya, berbohong seenaknya, mengejek orang seenaknya, bergurau cabul, menjadikan teman bahan tertawaan, lelucon kotor dan kata-kata kasar yang sering dicupakan?

Efesus 5:3-4 mengatakan, "Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono--karena hal-hal ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur." Bahkan dalam terjemahan KingJames, NKJ, ASV, YLT dll kata sembrono disebutkan dengan "Jesting" yang artinya senda gurau (bergurau, mengolok-olok). Dalam Terjemahan Lama dan NIV dikatakan dengan kata jenaka, atau 'ngelucu' bahasa jawanya. Semua itu menajiskan kita.

Hati-hatilah dengan mulut kita, jangan sampai Allah melihat kita berzinah dengan mulut ini. Seperti yang diminta Daud dalam Mazmur 141:3 agar Tuhan berjaga di pintu bibirnya supaya ia jangan menajiskan diri dengan mulutnya. Demikian juga kita, berhati-hatilah dalam berkata-kata karena kita harus mempertanggung jawabkan kata-kata kita (Matius 12:36).

Dari pada bicara kita kotor, jorok dan menyakitkan teman kita baik hanya bermaksud 'ngelucu' atau emang ketus lebih baik kita berkata-kata yang membangun satu sama lain (Efesus 4:29). Minta hikmat Allah, biar kata-kata kita seperti kata-kata dari Tuhan (1 Petrus 4:11, Kolose 3:16).

Percabulan
Cabul adalah dosa yang berhubungan dengan sexsualitas. Itu sama dengan penyembahan berhala. Dari Sodom dan Gomorah sampai jaman sekarang, percabulan menggerogoti kehidupan manusia, walaupun kota itu telah dihukum Tuhan sebagai peringatan (Yudas 1:7) tetapi tetap saja manusia menyukai percabulan.

Percabulan itu merupakan dosa yang istimewa kata 1 Korintus 6:16-18, sebab yang melakukan percabulan juga berdosa terhadap dirinya sendiri. Jangan bodoh!

Apakah percabulan itu hanya masalahnya laki-laki? Tidak, itu juga menjangkit baik laki-laki maupun perempuan (1 Korintus 7:2). Nafsu sex itu wajar dan hanya boleh dibangkitkan pada saatnya saja, tetapi sebelum pernikahan kita harus mematikannya (Kidung Agung 2:7).

Apa yang membangkitkan pecabulan? Nomer satu adalah rangsangan. Rangsangan bisa lahir dari kelima indra manusia, melihat, mendengar, mencium (bau), menyentuh dan mengecap. Hindari semua ransangan maka percabulan itu tidak akan muncul.

PERSUNDALAN ROHANI
Sundal adalah istilah bagi orang yang hidup dalam perzinahan. Orang yang tidak menghormati kekudusan pernikahan adalah orang sundal. Berkali-kali hidup dalam perzinahan rohani, sudah mengerti tetapi tetap saja hidup didalam penyembahan berhala rohani itu sama dengan perempuan sundal. Tidak pantas menjadi pengantin Kristus, istri Tuhan yang mahakudus.

Efesus 5:5 mengatakan, "Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah."

Tempat mereka adalah di neraka kekal (Wahyu 21:8).

Kini setelah kita mengetahui semuanya, bahwa kita telah dipertunangkan dengan Kristus, bahwa kita disebut sebagai istri Tuhan, sudah seharusnya kita hidup dalam kekudusan, sebab seperti yang dikatakan 1 Tesalonika 4:7, "Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus" Jangan kita lagi mencemarkan hidup kita dengan rupa-rupa perzinahan dan percabulan rohani. Hiduplah kudus dihadapan Allah karena kita kelak akan menjadi satu didalam Kristus sama seperti Kristus didalam Bapa, rahasia yang besar dari sebutan suami dan istri.

"hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, 16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1 Petrus 1:15).

Salam,
Leonardi

0 Comments:

Post a Comment

<< Home